KOMPAS.com - Sunat bukan sekadar praktik ritual keagamaan tertentu. Secara medis, sunat bisa mendatangkan banyak manfaat kesehatan.
Sunat bisa mengurangi risiko infeksi saluran kencing, infeksi menular seksual, hingga HIV.
Sunat dilakukan dengan memotong kulit penis. Terkadang, dokter juga menyarankan sunat untuk mengibati beberapa kondisi seperti phimosis, balanitis, atau paraphimosis.
Sunat juga bisa mencegah infeksi menular seksual dan kanker serviks untuk pasangan.
Sebab, penis menjadi lebih mudah dibersihkan saat sunat sehingga risiko kesehatan terkait kebersihan organ intim bisa berkurang.
Banyak orang berpikir sunat bisa berdampak buruk pada saraf di area penis dan menurunkan sensitivitas penis.
Bertentangan dengan hal tersebut, sunat sama sekali tidak berpengaruh pada dorongan seks.
Libido pria, fungsi seksual, performa seksual, atau kenikmatan seksual tidak terpengaruh oleh sunat.
Sunat juga tidak mempengaruhi saraf karena serabut saraf yang terlibat dalam fungsi seksual terletak lebih dalam dan tidak terpengaruh oleh pengangkatan kulup.
Kepuasan dan kesenangan seksual adalah pengalaman subjektif yang berbeda setiap orang.
Bahkan, beberapa orang yang mengalami masalah seperti phimosis dan paraphimosis bisa memiliki kehidupan seks yang lebih baik.
Baca juga: Bukan Sekadar Ritual Agama, Sunat Juga Punya Manfaat Medis
Secara medis, ada dua kondisi di mana sunat dapat membantu meningkatkan kesuburan, yakni phimosis dan balanitis.
Phimosis adalah kondisi yang terjadi ketika kulit kepala penis terlalu kencang dan sulit ditarik kembali saat ereksi. Hal ini bisa memicu rasa sakit saat berhubungan seks.
Sementara itu, balanitis adalah infeksi pada kepala penis yang menyebabkan peradangan, gatal, dan merah.
Pada balanitis terjadi infeksi pada kepala penis (Glans penis) yang mengalami peradangan, gatal dan merah.
Jika kepala penis selalu tertutupi kulit, infeksi tidak akan mereda dan hubungan seksual pun akan sulit.
Phimosis dan balanitis biasa terjadi bersamaan dan lebih sering ditemukan pada pasien diabetes.
Baca juga: Waspada, Polusi Udara Bisa Ganggu Kesuburan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.