Penelitian menemukan bahwa ketidakpuasan dalam hubungan di mana pasangan memiliki tingkat keinginan yang berbeda sebagian besar berasal dari komunikasi yang buruk.
Kurangnya komunikasi untuk saling memahami hasrat seksual yang dimiliki dapat memperburuk hubungan intim yang dilakukan.
Tidak hanya berasal dari diri sendiri, hubungan dengan pasangan dapat memicu berkurangnya frekuensi untuk melakukan hubungan seksual.
Melansir Psychologi Central, seks dan keintiman dengan pasangan bermanfaat bagi kesehatan mental.
Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan bahwa frekuensi seks berkaitan dengan kesejahteraan pasutri.
Sexless marriage sangat rentan terhadap konflik dan frustasi.
Orang-orang dengan hasrat seksual yang lebih besar bisa merasa kurang yakin tentang kondisi hubungan yang dijalani atau tingkat kepercayaan diri sendiri.
Sexless marriage juga bisa memicu kesepian, perasaan tidak aman, penolakan, dan malu.
Hal ini bisa mengarah pada perilaku negatif, seperti perselingkuhan, penyalahgunaan zat terlarang, makan berlebihan, depresi, hingga kecanduan terhadap pornografi.
Memahami penyebab sexless marriage pada hubungan suami-istri sangatlah penting karena akan berdampak pada pernikahan itu sendiri.
Saling berkomunikasi untuk dapat memahami keinginan dan kebutuhan seksual pasangan sangatlah penting untuk mencegah terjadinya sexless marriage.
Baca juga: 5 Dampak Perselingkuhan dalam Rumah Tangga pada Kesehatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.