KOMPAS.com - Impostor syndrome adalah perasaan minder dan tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Bahkan, kesuksesan yang diraih hanya dianggap sebagai kebetulan atau keberuntungan semata.
Impostor syndrome bukan merupakan masalah kesehatan mental, namun bisa memicu rasa cemas dan depresi ketika tidak ditangani dengan segera.
Perasaan ini tidak dipicu oleh satu penyebab, namun gabungan dari beberapa faktor, seperti pola pengasuhan orang tua dan lingkungan sosial.
Untuk lebih jelasnya, ketahui penyebab impostor syndrome berikut ini.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Impostor Syndrome, Penyebab, Gejala, dan Mengatasinya
Impostor syndrome tidak memiliki satu penyebab pasti, namun umumnya dipicu oleh beberapa faktor.
Disarikan dari Verywell Mind dan Healthline, berikut adalah beberapa penyebab impostor syndrome yang perlu diketahui.
Pola asuh orang tua yang terlalu mengekang atau overprotective dapat memicu terjadinya impostor syndrome pada anak.
Selain itu, kurangnya dukungan pada anak serta tingginya konflik di dalam rumah tangga juga dapat meningkatkan risiko anak tumbuh dengan impostor syndrome.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Mindfulness dan 9 Manfaatnya untuk Kesehatan Mental
Memiliki peran yang baru, seperti dalam karir atau pendidikan, dapat memicu terjadinya impostor syndrome.
Kondisi ini membuat Anda merasa tidak mampu dan tidak pantas untuk menduduki posisi yang sekarang didapatkan.
Gejala impostor syndrome ini umumnya akan muncul ketika Anda tidak memiliki kemampuan yang cukup sehingga merasa berkecil hati dengan posisi dan lingkungan yang baru.
Beberapa jenis kepribadian memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami impostor syndrome, seperti perfeksionis, kurang efikasi diri, dan neuroticism.
Beberapa jenis kepribadian tersebut membuat Anda tidak meyakini kemampuan yang dimiliki dan memiliki rasa cemas yang tinggi.
Kecemasan sosial membuat Anda merasa tidak pantas untuk berada pada situasi sosial tertentu.
Kepribadian ini dapat memicu impostor syndrome. Namun, tidak semua orang yang mengalami kecemasan sosial akan mengalami impostor syndrome.
Baca juga: 6 Cara agar Tidak Burnout, Kelelahan Mental karena Bekerja
Beberapa jenis gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, dapat membuat Anda merasa ragu dengan diri sendiri, tidak percaya diri, dan merasa cemas dengan anggapan orang lain.
Ketika seseorang mengalami gangguan kesehatan mental tersebut, mengalami impostor syndrome dapat membuat gejala yang dialami semakin serius.
Lingkungan dengan ketidaksetaraan gender dan ras dapat meningkatkan risiko impostor syndrome.
Pasalnya, kondisi ini dapat membuat Anda bekerja lebih keras untuk terhindar dari stereotipe yang ada sehingga usaha Anda dapat lebih dihargai.
Beberapa penyebab impostor syndrome di atas perlu diwaspadai karena dapat berdampak negatif pada performa serta kesehatan mental.
Anda yang terus-menerus merasa tidak mampu atau tidak percaya diri dan menganggap bahwa kesuksesan yang diraih adalah kebetulan semata, perlu mencari bantuan tenaga medis profesional, seperti psikolog.
Pasalnya, impostor syndrome dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental lainnya, seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Baca juga: Kenali Apa Itu FOMO, Penyebab, dan Dampaknya pada Kesehatan Mental
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.