Penyakit pirai atau gout artritis terdiri dari beberapa fase, yaitu:
1. Hiperurisemia tanpa gejala. Fase ini ditandai dengan kadar asam urat yang tinggi (>6,8mg/dl). Kondisi seperti ini dapat berlangsung kronis sebelum memasuki fase akut.
2. Fase akut. Pada fase akut, gejala khas yang dapat dijumpai, yaitu adanya bengkak kemerahan pada sendi jempol kaki. Serangan dapat muncul tiba-tiba dan sendi akan tampak kemerahan, hangat, bengkak serta nyeri.
3. Fase interkritikal. Fase ini merupakan periode yang ditandai dengan tidak adanya gejala pada di antara dua serangan pirai akut.
4. Fase pirai kronis. Fase ini dapat terjadi akibat serangan pirai akut yang tidak terobati secara tuntas. Fase ini ditandai dengan gejala inflamasi yang ringan serta dijumpainya kerusakan pada sendi.
Pada fase yang sangat kronis dapat dijumpai benjolan di bawah kulit yang tampak seperti kapur yang disebut dengan topus.
Pirai dapat ditegakkan berdasarkan gejala yang dikeluhkan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan, yaitu radiologis (x-ray) dan laboratorium.
Diagnosis dapat ditegakkan dan ditatalaksana oleh dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam dan ahli reumatologi.
Hal ini menjadi penting mengingat tanda dan gejala pirai tidak spesifik dan dapat dijumpai pada penyakit radang sendi lainnya.
Pirai dapat ditatalaksana secara efektif melalui berbagai strategi yang melibatkan kolaborasi dokter dan pasien. Beberapa strategi yang dapat dilakukan seperti:
1. Manajemen nyeri pada saat flare. Pengobatan untuk mengatasi nyeri pada saat flare terdiri dari penggunaan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) seperti ibuprofen, paracetamol serta obat anti inflamasi seperti kolkisin.
2. Mencegah flare berulang. Pencegahan flare berulang dapat dilakukan melalui modifikasi diet dan gaya hidup seperti menjaga berat badan yang ideal, mengurangi asupan alkohol, menghindari makanan yang kaya akan purin (daging merah dan jeroan) dan minuman yang kaya akan fruktosa serta meningkatkan asupan air minum > 2 liter.
3. Mencegah topus dan batu ginjal. Kondisi ini dapat terjadi akibat keadaan kadar asam urat yang tinggi pada darah. Topus terbentuk akibat kristal asam urat yang mengendap di bawah kulit.
Pengobatan berupa obat penurun asam urat seperti allopurionol dan febuxostat. Namun perlu diperhatikan, pengobatan menggunakan obat penurun asam urat harus dipantau secara ketat oleh dokter yang ahli di bidangnya. Mengingat obat ini memiliki efek samping terhadap ginjal sehingga perlu penyesuaian dosis.
Pengobatan serangan pirai akut difokuskan untuk meredakan inflamasi yang sedang terjadi dengan menggunakan kolikisin, obat antiinflamasi non steroid (OAINS), kortikosteroid oral atau bila dibutuhkan injeksi kortikosteroid.
Pada fase interkritikal dan kronis, pengobatan ditujukan untuk mencegah kambuhnya serangan akut, yaitu dengan pemberian obat penurun asam urat allopurinol.
Target terapi asam urat adalah kadar asam urat <6 mg/dl. Pada kondisi dijumpainya topus target asam urat harus lebih rendah, yaitu <5 mg/dl. Hal ini guna mencegah timbulnya komplikasi seperti munculnya topus, kerusakan sendi serta penyakit batu ginjal.
Penanganan yang cepat dan tepat dapat menghindari komplikasi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.