KOMPAS.com - Ginjal bocor dapat terjadi pada siapa saja dari segala usia, termasuk anak-anak.
Mengutip Healthy Children, ginjal bocor atau disebut juga sebagai sindrom nefrotik sering kali terjadi pada anak antara usia 2-9 tahun.
Ini terjadi karena ada kerusakan pada pembuluh darah kecil ginjal yang disebut sebagai glomeruli.
Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Ginjal Bocor?
Padahal, glomeruli penting berfungsi untuk membuang limbah dan kelebihan cairan dari darah, untuk kemudian dikirimkan ke kandung kemih dan dibuang melalui urine.
Akibatnya, bisa terlalu banyak protein yang keluar dan terkandung dalam urine. Sebaliknya, protein dalam darah justru terlalu rendah.
Artikel ini selanjutnya akan menunjukkan beberapa tanda-tanda terjadinya ginjal bocor pada anak.
Baca juga: 6 Penyebab Ginjal Bocor yang Harus Diwaspadai
Anak dengan ginjal bocor memiliki kadar protein dalam darah yang rendah dan protein dalam urine yang tinggi.
Kedua hal tersebut dapat memunculkan beberapa gejala sebagai berikut, seperti yang dikutip dari Cedars Sinai:
Baca juga: 10 Komplikasi Ginjal Bocor yang Harus Diwaspadai
Dijelaskan dalam laman Healthy Children, pembengkakan (edema) terjadi karena rendahnya kadar protein dalam darah yang menyebabkan air berpindah dari darah ke bagian tubuh lain.
Pembengkakan di kaki, perut, dan sekitar mata biasanya merupakan tanda-tanda awal ginjal bocor pada anak.
Pembengkakan pada mata anak dengan ginjal bocor sering kali memburuk pada pagi hari.
Terkadang, pembengkakan terjadi di area genital.
Tanda-tanda ginjal bocor bisa sama seperti masalah kesehatan lainnya. Anda perlu periksakan anak Anda ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Baca juga: Kenali Apa Itu Ginjal Bocor, Penyebab, dan Gejalanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.