Sementara, produksi sekresi pelumas alami melambat, meningkatkan risiko robekan, pendarahan, dan infeksi.
Penipisan ini dapat mengakibatkan iritasi kronis dan kekeringan pada vagina.
Setelah menopause, rahim, saluran tuba, dan ovarium menjadi lebih kecil.
Baca juga: 7 Macam Penyakit pada Sistem Reproduksi Wanita
Seiring bertambahnya usia wanita, saluran tuba juga akan menyusut.
Saluran tuba merupakan tempat pembuahan dan bertanggung jawab untuk mengangkut sel telur yang telah dibuahi ke rahim.
Perubahan saluran tubuh karena penuaan berkontribusi terhadap penurunan kesuburan wanita.
Ini juga menjadi alasan mengapa wanita yang lebih tua mempunyai peningkatan risiko kehamilan ektopik.
Endometrium adalah lapisan mukosa bagian dalam rahim yang luruh selama menstruasi dan kemudian dibangun kembali di bawah pengaruh estrogen.
Ketika produksi estrogen menurun, pembentukan kembali ini secara bertahap terganggu hingga akhirnya menstruasi berhenti.
Miometrium, lapisan tengah rahim, hampir seluruhnya terdiri dari serat otot polos.
Saat melahirkan, kontraksi miometrium mendorong bayi melalui jalan lahir. Pada masa menopause, ukurannya mulai menyusut.
Selama usia produktif, leher rahim (serviks) menghasilkan lendir untuk membantu sperma melewati lubang serviks.
Penuaan sistem reproduksi ditandai dengan penurunan sekresi serviks tersebut.
Baca juga: 11 Tanda-tanda Penuaan Dini pada Otak yang Perlu Diperhatikan
Disari dari Nursing Times dan Medline Plus, berikut penuaan sistem reproduksi pria yang berkembang seiring bertambahnya usia:
Kebanyakan pria menunjukkan penurunan massa testis terkait usia yang terkait dengan penurunan testosteron dan produksi sperma.
Karena spermatozoa diproduksi dalam jumlah besar, kebanyakan pria tetap subur hingga usia 80-an dan 90-an, tetapi mungkin mengalami disfungsi ereksi.