Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Fery Setiawan
Akademisi

Fery Setiawan, drg., M.Si adalah seorang Asisten Dosen di Bagian Patologi Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga. Fery Setiawan, drg., M.Si telah menulis artikel di jurnal nasional dan internasional terindeks sebanyak 58 artikel yang sudah publish dan terdapat 2 artikel yang sedang dalam proses publish. Fery Setiawan, drg., M.Si juga telah menghasilkan 6 (enam) buah buku yang telah terdaftar di ISBN Indonesia.

Musim Hujan: Waspada Leptospirosis, Demam Berdarah, hingga Mycoplasma Pneumoniae

Kompas.com - 11/12/2023, 13:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Saat ini, seluruh elemen masyarakat di dunia, khususnya di Indonesia, memasuki masa adaptasi kebiasaan baru terhadap pandemi dan era pandemi post-COVID-19. Dengan demikian, manusia hidup berdampingan dengan COVID-19.

Masa adaptasi kebiasaan baru identik dengan penerapan protokol kesehatan ketat, yang terdiri dari memakai masker (bedah atau kain yang ber-SNI) selama beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau hand sanitizer, dan menerapkan protokol kesehatan menjaga jarak kurang lebih 1-2 meter (physical/social distancing).

Selain protokol kesehatan tersebut, dapat pula dilakukan beberapa hal lain, seperti: bekerja dari rumah, meningkatkan aktivitas olahraga, dan meningkatkan aktivitas paru pada orang sehat dan yang mengalami COVID-19 melalui kegiatan bernyanyi atau aktivitas lainnya yang berhubungan dengan pernafasan.

Kita tidak akan pernah dapat menghindari tubuh dimasuki penyakit-penyakit di atas. Namun kita dapat mencegah kemungkinan tertular penyakit-penyakit tersebut melalui peningkatan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Terdapat slogan di dunia medis, yaitu "lebih baik mencegah daripada mengobati". Dengan mengobati berarti ada sejumlah uang yang harus kita keluarkan.

Selain itu, yang perlu diingat adalah "sehat mahal harganya". Slogan tersebut harus ditanamkan di dalam benak pikiran kita karena menghargai setiap kesehatan dan meminimalkan segala kemungkinan timbulnya penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau