KOMPAS.com - Seseorang dapat mengembangkan gangguan stres pascatrauma (PTSD) karena banyak kemungkinan terkait peristiwa traumatis.
Mengutip Mayo Clinic, PTSD adalah suatu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan, baik dialami langsung atau disaksikan.
Gejala PTSD mungkin termasuk kilas balik, mimpi buruk, kecemasan parah, serta pikiran yang tidak terkendali tentang peristiwa tersebut.
Baca juga: 23 Tanda-tanda PTSD yang Harus Diperhatikan
Beragam gejala PTSD menyebabkan masalah yang signifikan dalam situasi dan hubungan sosial.
Sehingga, penderitanya sering kali kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara normal.
Alhasil, penderita PTSD dapat mengembangkan pikiran dan upaya bunuh diri.
Simak artikel ini untuk mengetahui apa dan bagaimana penyebab PTSD bisa memengaruhi orang.
Baca juga: Kenali Apa Itu PTSD, Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya
Menurut Mayo Clinic, seseorang dapat mengembangkan gangguan stres pascatrauma ketika mengalami, melihat, atau mengatahui peristiwa traumatis.
Peristiwa traumatis yang menjadi latar paling umum penyebab PTSD berkembang meliputi berikut:
Banyak peristiwa traumatis lainnya juga dapat menyebabkan PTSD, seperti kebakaran, bencana alam, penjambretan, perampokan, penyiksaan, penculikan, diagnosis medis yang mengancam jiwa, serangan teroris, dan peristiwa ekstrem atau mengancam jiwa lainnya.
Seperti kebanyakan masalah kesehatan mental, PTSD mungkin disebabkan oleh kombinasi kompleks dari:
Baca juga: Studi Ungkap Manfaat Diet Mediterania Bisa Kurangi Gejala PTSD
Dikutip dari Cleveland Clinic, sekitar 61 persen hingga 80 persen orang mengalami peristiwa traumatis dalam hidup mereka, paling tidak sekali.
Namun, PTSD hanya berkembang pada sekitar 5 persen hingga 10 persen dari populasi ini.
Tidak jelas mengapa orang merespons trauma secara berbeda.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa penderita PTSD memiliki tingkat neurotransmiter dan hormon tertentu yang tidak normal. Mereka juga mengalami perubahan otak.