KOMPAS.com - Mi instan adalah salah satu makanan yang perlu kita batasi jumlah konsumsinya.
Mengutip Healthline, makan mi instan sesekali mungkin tidak masalah, akan menjadi masalah jika kamu mengonsumsinya berlebihan atau terlalu sering.
Masalah kesehatan yang bisa muncul sebagai efek negatif makan mi instan, meliputi obesitas, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Hal itu mungkin terjadi karena beberapa alasan, yang akan diulas secara ringkas dalam artikel ini.
Baca juga: 5 Efek Samping Makan Mi Instan bagi Kesehatan
Disari dari Healthline dan The Health Site, berikut beberapa penyebab efek negatif makan mi instan untuk kesehatan:
Bahan pengawet butylated hydroxyanisole (BHA) dan tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) biasanya ditambahkan ke dalam makanan instan, termasuk mi.
Keduanya merupakan bahan pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi.
Asupan keduanya secara rutin dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah.
Sebuah studi 2005 yang diterbitkan dalam Drug Metabolism and Disposition memperingatkan bahwa paparan TBHQ secara terus-menerus dalam jangka panjang dapat terbukti bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Kandungan ini juga dapat menyebabkan asma, kecemasan, diare dan berdampak buruk pada hati dan organ reproduksi.
BHA termasuk dalam daftar bahan kimia yang mungkin memiliki efek mengganggu endokrin.
Gangguan pada sistem endokrin dapat menyebabkan beberapa efek buruk terhadap perkembangan, kekebalan tubuh, neurologis dan reproduksi.
Baca juga: Tak Perlu Khawatir Konsumsi Mi Instan asalkan Ikuti Aturan Berikut Ini
Kebanyakan mi instan terbuat dari tepung terigu olahan, yang tidak mengandung nutrisi apa pun, tetapi memiliki banyak kalori.
Konsumsi tepung terigu secara berlebihan atau teratur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penambahan berat badan, obesitas, diabetes tipe 2, resistensi insulin, dan peningkatan kolesterol.
Sebuah penelitian di Korea Selatan juga menyimpulkan bahwa konsumsi mi instan berlebihan dapat memicu obesitas dan penyakit metabolisme seperti diabetes, tekanan darah tinggi, hipertensi, dan gangguan jantung.
Mi instan termasuk makanan rendah serat dan protein.
Protein bermanfaat meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi rasa lapar, sehingga bisa untuk mengelola berat badan.
Serat juga membantu meningkatkan perasaan kenyang sekaligus meningkatkan penurunan berat badan.
Sehingga, makan satu bungkus mi instan tidak bisa membuatmu benar-benar kenyang dan memicumu semakin banyak makan.
Jika makan mi instan kamu jadikan kebiasaan, ini bisa membuatmu kelebihan berat badan atau kondisi malnutrisi.
Beberapa penelitian menemukan bahwa mengonsumsi mi instan secara teratur mungkin berhubungan dengan buruknya kualitas makanan secara keseluruhan.
Baca juga: Mayoritas Mi Instan Diproduksi dengan Cara Digoreng, Ini Bahayanya jika Dikonsumsi Berlebihan
Mi instan biasanya digoreng dengan minyak sawit, lemak babi, atau mentega sebelum dikemas.
Bumbunya mungkin juga mengandung minyak yang tinggi lemak jenuhnya.
Alhasil, mi instan mengandung banyak lemak jenuh.
Jika lemak jenuh dikonsumsi secara teratur atau berlebihan, ini dapat meningkatkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat dalam darah.
Kolesterol tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Penelitian menemukan bahwa mengonsumsi mi instan mengalami peningkatkan asupan natrium dan kalori dibandingkan dengan orang-orang yang tidak makan mi instan.
Itu meningkatkan risiko kamu terkena sindrom metabolik, seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Sebuah studi pada 2014 mengamati pola makan 10.711 orang dewasa. Dari itu ditemukan bahwa makan mie instan setidaknya dua kali seminggu meningkatkan risiko sindrom metabolik.
Baca juga: Yang Terjadi pada Tubuh jika Kita Makan Mi Instan Setiap Hari
Kebanyakan mi instan mengandung bahan yang dikenal sebagai monosodium glutamat (MSG), bahan tambahan makanan yang biasa digunakan untuk meningkatkan rasa.
Beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi MSG yang sangat tinggi terakit dengan penambahan berat badan, tekanan darah, sakit kepala, dan mual.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa MSG dapat berdampak negatif terhadap kesehatan otak.
Sebuah penelitian menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak yang matang.
Demikianlah sejumlah alasan yang mendasari adanya efek negatif makan mi instan untuk kesehatanmu.
Jadi, penting untuk mengatur konsumsi mi instanmu. Kamu bisa mengurangi jumlah konsumsinya atau membuatnya menjadi makanan yang lebih bergizi.
Baca juga: Bolehkah Anak-anak Makan Mi Instan? Berikut Faktanya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.