KOMPAS.com – Rumah Sakit (RS) Harapan Keluarga Member of Radjak Hospital Group menghadirkan layanan ambulance gratis untuk melayani kasus trauma. Hal ini merupakan salah satu yang dilakukan sebagai komitmen rumah sakit dalam mewujudkan Center of Excellence Trauma Center.
Direktur RS Harapan Keluarga Member of Radjak Hospital Group, dr Eko Budi Heryanto menyampaikan bahwa salah satu Center of Excellence dari RS Harapan Keluarga Member of Radjak Hospital adalah Trauma Center.
"Trauma center kami menangani berbagai kasus trauma dan didukung oleh berbagai layanan yang saling bersinergi untuk memberikan layanan kesehatan secara optimal," kata dr Eko dalam rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (3/2/2024).
Ia menjelaskan bahwa fasilitas yang dimiliki oleh RS Harapan Keluarga Member of Radjak Hospital Group bukan hanya pada teknologi internal, melainkan akses untuk merujuk atau mengevakuasi pasien ke rumah sakit Member of Radjak Hospital Group lainnya.
"Tak hanya memberikan layanan, kami juga melakukan edukasi, yang ujungnya akan semakin mempertinggi potensi kesembuhan dan pemulihan dari pasien yang mengalami trauma karena dapat dengan cepat ditangani," ujarnya.
Layanan lainnya yang menjadi unggulan RS Harapan Keluarga Member of Radjak Hospital Group adalah layanan hot-line dan ambulance.
"Penanganan kami cepat dan bagus hasilnya. Hal ini bisa dilihat dari rekam jejak response time kami. Dan, sebagai catatan, layanan ambulance ini tidak kami tarik biaya sama sekali," kata dr. Eko.
Ia menjelaskan bahwa layanan ambulance uji terbukti mampu meningkatkan potensi pemulihan pasien karena mereka dapat ditangani lebih cepat.
"Di area ini hanya kami yang menyediakan layanan ambulance yang dapat dipanggil ke lokasi terjadinya trauma," tandasnya.
Dokter Spesialis Orthopedi RS Harapan Keluarga Member of Radjak Hospital Group, dr Juliando, SP, OT, menyatakan bahwa penanganan pertama dinyatakan memiliki pengaruh pada tingkat pulih dari korban yang mengalami trauma.
"Kami itu berpacu dengan waktu sehingga pertolongan pertama dalam waktu cepat itu sangat memengaruhi," kata dr Juliando.
Ia pun memaparkan bahwa kecepatan memberikan bantuan itu berpotensi mencegah terjadinya kematian jaringan, yang jika terjadi akan menghilangkan fungsi dari organ tubuh.
"Setiap kasus memiliki golden time yang berbeda. Tidak bisa dipukul rata. Intinya, semakin cepat bisa mendapatkan perawatan medis, maka akan lebih baik," tuturnya.
Selanjutnya, kata dia, ada pilihan bagi masyarakat untuk tetap memilih pengobatan alternatif patah tulang, dinyatakan berpotensi untuk menimbulkan infeksi, kegagalan pada jaringan tubuh fungsi salah satu bagian tubuh.
Ia juga mengimbau agar masyarakat mengutamakan untuk mendatangi tim medis, khususnya untuk kasus fraktur tertutup.