KOMPAS.com-Perencanaan kehamilan penting dilakukan pasangan usia subur sejak dini. Dengan perencanaan kehamilan, diharapkan dapat lahir generasi penerus yang sehat.
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nida Rahmawati, seperti ditulis Antara, Jumat (3/2/2024) mengatakan, angka kematian ibu (AKI) berdasarkan long form sensus penduduk tahun 2020-2021 masih tinggi, yakni 189 per 100.000 kelahiran hidup,.
Angka kematian bayi (AKB) masih tinggi yaitu 16,5 per 1.000 kelahiran hidup dan masih tingginya angka stunting yakni 21,6 persen.
Baca juga: Manfaat Pil KB Selain Mencegah Kehamilan
Untuk itu, ia menekankan pentingnya merencanakan kehamilan, utamanya pada pasangan usia subur dan pekerja di usia reproduksi.
"Kita kalau mau membeli dan memiliki suatu barang saja direncanakan, pasti dipilih yang terbaik yang sesuai dengan harapan kita, apalagi memiliki anak, yang akan menjadi generasi penerus tentu harus direncanakan," ujar Nida.
Menurutnya, saat ini masih banyak status ibu dengan gizi kurang, kehamilan tidak diinginkan, menderita penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, sifilis, malaria, tekanan darah tinggi atau hipertensi, diabetes, dan obesitas.
"Hal tersebut diperparah dengan semakin tingginya kebiasaan malas bergerak atau mager, inaktivitas atau kurang olahraga, mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gula, dan lain sebagainya," ucapnya.
Dilansir CDC.gov, beberapa hal di bawah ini bisa dilakukan pasangan usia subur yang merencanakan kehamilan:
1. Buat rencana dan lakukan
Salah satu yang direncanakan adalah apakah pasangan itu ingin memiliki anak atau menunda. Jika ingin menunda punya anak, maka bisa memilih alat kontrasepsi yang sesuai. Sementara, jika ingin langsung memiliki anak, buatlah daftar hal yang bisa dilakukan untuk menjalani kehamilan yang sehat.
2. Temui dokter
Sebelum hamil, calon orangtua bisa menemui dokter yang akan mendiskusikan sejarah kehamilan dan riwayat medis yang bisa memengaruhi kehamilan.
Jelaskan kepada dokter soal kondisi medis, baik yang masih dalam pengobatan atau sudah dinyatakan sembuh.
Dokter juga perlu tahu gaya hidup pasangan usia subur itu, misalnya apakah merokok, minum alkohol, atau pengguna narkoba. Selain itu, dokter juga akan menanyakan apakah lingkungan tempat tinggal yang penuh tekanan atau bekerja atau tinggal di sekitar zat beracun.
3. Konsumsi suplemen asam folat
Seperti dilansir NHS, ibu yang merencanakan kehamilan harus mengonsumsi suplemen asam folat.
Calon ibu sebaiknya mengonsumsi 400 mikrogram suplemen asam folat setiap hari sebelum hamil dan setiap hari setelahnya hingga kehamilan 12 minggu.
Asam folat mengurangi risiko bayi mengalami kelainan seperti spina bifida.
4. Berhenti merokok
Merokok selama kehamilan berpeluang menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah (BBLR), sudden infant death syndrome (SIDS) dan keguguran.
5. Stop mengonsumsi minuman beralkohol
Jangan konsumsi minuman beralkohol jika calon ibu hamil atau merencanakan kehamilan.
6. Menjaga berat badan sehat
Ibu atau calon ibu sebaiknya menjaga pola makan dan berolahraga teratur agar tidak mengalami kenaikan berat badan yang terlalu banyak.
7. Hati-hati dengan obat yang dikonsumsi
Tidak semua obat aman bagi perempuan hamil atau yang sedang merencanakan kehamilan meskipun obat itu dijual bebas.
8. Vaksinasi dan infeksi
Beberapa infeksi seperti rubella bisa membahayakan bayi di dalam kandungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.