KOMPAS.com - Fibroid rahim adalah salah satu gangguan sistem reproduksi wanita yang bisa menyebabkan pendarahan abnormal.
Namun, tidak semua wanita yang memiliki fibroid dapat mengalami gejala yang demikian.
Mengutip Cleveland Clinic, fibroid rahim atau fibroid uterus paling sering terjadi pada orang berusia antara 30 hingga 50 tahun.
Baca juga: Macam-macam Penyakit Rahim yang Umum Beserta Gejalanya
Orang yang belum mendapat menstruasi pertama (menstruasi) biasanya tidak menderita fibroid.
Penyakit ini juga lebih jarang terjadi pada orang yang sudah memasuki masa menopause.
Penyakit rahim ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami infertilitas, tetapi jarang terjadi.
Dalam artikel ini akan mengulas pengertian, penyebab, dan gejala dari fibroid rahim agar para wanita lebih memerhatikan kesehatan organ reproduksi.
Baca juga: Kenali Apa Itu Rahim dan Fungsinya yang Perlu Diketahui
Fibroid rahim (leiomioma) adalah pertumbuhan otot dan jaringan yang terbentuk di dalam atau di dinding rahim.
Pertumbuhan ini biasanya tidak bersifat kanker (jinak) dan merupakan tumor non-kanker yang paling umum terjadi pada wanita.
Fibroid dapat tumbuh sebagai nodul tunggal (satu pertumbuhan) atau berkelompok.
Kelompok fibroid dapat berukuran mulai dari 1 milimeter hingga 20 sentimeter atau bahkan lebih besar.
Sebagai perbandingan, fibroid bisa berukuran sekecil biji atau sebesar semangka.
Pertumbuhan ini dapat berkembang di dalam dinding rahim Anda, di dalam rongga utama rahim Anda, atau di permukaan luar rahim Anda.
Ada jenis fibroid uterus yang dibedakan berdasarkan letak munculnya penyakit rahim, yaitu:
Baca juga: Tanda-tanda Rahim Bermasalah yang Harus Diperhatikan
Menurut Cleveland Clinic, penyebab pasti penyakit rahim ini tidak diketahui.
Namun, para pakar meyakini hormon estrogen dan progesteron berperan dalam kondisi ini karena sering muncul pada usia produktif wanita untuk hamil dan melahirkan.