Penelitian menunjukkan bahwa fibroid cenderung tumbuh ketika kadar hormon tinggi (seperti saat hamil) dan menyusut saat kadar hormon rendah (seperti saat transisi menuju menopause).
Menurut Mayo Clinic, fibroid mengandung lebih banyak sel yang mengikat estrogen dan progesteron dibandingkan sel otot rahim pada umumnya.
Fibroid cenderung menyusut setelah menopause karena penurunan kadar hormon.
Baca juga: Tanda-tanda Kanker Sarkoma Rahim yang Harus Diwaspadai
Sementara dikutip dari Cleveland Clinic, ada sejumlah faktor risiko fibroid rahim yang meliputi:
Dokter percaya bahwa fibroid rahim dapat berkembang dari sel induk di jaringan otot polos rahim.
Sebuah sel membelah berulang kali. Seiring waktu, ia berubah menjadi massa yang keras dan kenyal, berbeda dengan jaringan di dekatnya.
Baca juga: Kenali Apa Itu Sarkoma Rahim, Penyebab, Gejala, Pengobatannya
Banyak orang yang menderita fibroid rahim tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada mereka yang mengalaminya, gejalanya dapat dipengaruhi oleh lokasi, ukuran dan jumlah fibroid.
Gejala fibroid rahim yang paling umum meliputi:
Fibroid dapat menyebabkan rasa sakit yang tiba-tiba dan serius, tetapi jarang terjadi.
Baca juga: 10 Penyebab Histerektomi yang Membuat Wanita Tanpa Rahim
Anda harus menemui dokter, jika Anda memiliki kondisi sebagai berikut:
Anda perlu segera mendapatkan perawatan medis, jika Anda mengalami pendarahan hebat dari vagina atau nyeri panggul tajam yang datang dengan cepat.
Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Rahim?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.