KOMPAS.com - Merasa lelah, lapar, mengantuk, dan terlalu banyak stimulasi adalah penyebab anak tantrum yang umum. Namun, tahukah Anda bahwa makanan tertentu bisa menjadi penyebab tantrum pada anak?
Salah satu makanan penyebab anak tantrum yaitu camilan manis atau yang mengandung banyak gula.
Sebelum menyimak daftar makanan penyebab tantrum pada anak, ketahui dahulu gejala-gejalanya berikut.
Baca juga: 6 Penyebab Anak Tantrum Sebelum Tidur dan Cara Mengatasinya
Untuk diketahui, tantrum adalah perilaku agresif atau ledakan emosi seorang anak untuk keluar dari kondisi yang tidak nyaman.
Dikutip dari FamilyEducation, berikut beberapa gejala tantrum pada anak yang perlu orangtua ketahui:
Apabila Anda mendapati gejala tantrum pada anak, cobalah untuk memahami atau memvalidasi perasaan si kecil.
Orangtua dapat memeluk anak yang sedang tantrum sambil membelai kepala dan punggung agar si kecil merasa tenang, lalu berupaya mengalihkan perhatiannya secara perlahan.
Baca juga: 5 Fase Tantrum pada Balita, Orangtua Perlu Tahu
Selain kondisi tubuh, seperti kelaparan dan kelelahan, overstimulasi, dan masalah psikis, seperti stres, frustrasi, dan ADHD, makanan tertentu yang dikonsumsi anak rupanya bisa menjadi faktor pemicu tantrum.
Dilansir dari Nutritionist Resource, berikut beberapa makanan penyebab tantrum pada anak:
Makanan penyebab tantrum yang pertama adalah gula. Ya, kandungan gula banyak ditemukan pada makanan dan minuman kemasan si kecil, seperti biskuit, susu, dan sebotol jus buah.
Selain itu, gula juga ditemkan dalam saus tomat, mayones, sereal, yoghurt yang berpotensi dikonsumsi si kecil.
Dikutip dari Kitchenstewardship, konsumsi gula berlebih bisa menyebabkan anak tantrum karena kenaikan kadar gula darah yang memicu perilaku hiperaktif, frustrasi, dan kemarahan.
Makanan atau camilan tinggi gula juga menyebabkan si kecil mudah lapar dan kembali menginginkan makanan manis.
Itu sebabnya, orangtua perlu cermat dalam memilih menu makanan, termasuk camilan untuk si kecil.
Untuk menghindari camilan manis, Anda dapat memberikan buah-buahan segar atau sayuran rebus yang kaya vitamin dan mengandung serat.
Baca juga: 4 Tanda-tanda Tantrum yang Tidak Normal pada Anak
Makanan mengandung pewarna buatan dikaitkan dengan risiko hiperaktif, ADHD, kecemasan, dan depresi pada anak yang bisa memicu tantrum.
Karena itu, orangtua perlu waspada dan cermat membaca label kemasan pada makanan anak.
Produk susu, mulai dari susu segar, krimer kental manis, yoghurt, dan keju juga dapat menjadi penyebab anak tantrum.
Pasalnya, beberapa anak mungkin mengalami intoleransi laktosa sehingga mengalami gangguan pencernaan atau masalah kesehatan lain ketika mengonsumsi produk susu.
Bahan tambahan pangan seperti makanan cepat saji dan MSG bisa menyebabkan perubahan perilaku, termasuk hiperaktif, agresif, kecemasan, dan memicu sakit kepala.
Kondisi tersebut jika dibiarkan dapat menjadi penyebab tantrum pada anak.
Apabila Anda merasa penyebab tantrum pada anak karena pola makan atau menu yang kurang tepat, sebaiknya batasi pemberian makanan di atas.
Orangtua juga dapat berkonsultasi dengan psikolog atau dokter untuk mengetahui penyebab anak tantrum dan cara mengatasinya.
Baca juga: Apakah Tantrum Normal Terjadi pada Anak?