Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Bromat pada AMDK dan Efek Sampingnya untuk Kesehatan

Kompas.com - 22/02/2024, 21:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Bromat dapat ditemukan di air minum dalam kemasan (AMDK) ketika melalui proses ozonisasi untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada air.

Namun, bromat tidak boleh ada di dalam produk makanan atau minuman karena dapat berbahaya untuk kesehatan, seperti memicu nyeri perut, diare, dan muntah.

Paparan dalam jumlah besar dan jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya untuk kesehatan, seperti kerusakan ginjal dan kanker.

Untuk lebih jelasnya, ketahui apa itu kandungan bromat pada air mineral dalam kemasan (AMDK) dan efek sampingnya untuk kesehatan berikut ini.

Baca juga: Apakah Plastik BPA Aman? Simak Penjelasan Ahli Berikut Ini…

Apa itu kandungan bromat pada air mineral?

Dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bromat adalah suatu zat yang terbentuk di dalam air selama proses ozonisasi ketika terdapat ion bromida.

Proses ozonisasi ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada air sehingga membuatnya lebih murni.

Beberapa faktor akan memengaruhi terbentuknya bromat, seperti konsentrasi ion bromida, PH air, kadar ozon, serta waktu kontak bromida dan ozon yang digunakan untuk disinfeksi.

Namun ternyata, penggunaan bromat untuk pengolahan makanan dan minuman tidak dibenarkan, dan seharusnya tidak ditemukan pada makanan dan minuman yang dikonsumsi.

WHO menetapkan bahwa kandungan bromat yang aman untuk air minum adalah 0,01 miligram per liter dan jumlah tersebut tergolong aman karena tidak akan berdampak negatif untuk kesehatan.

Baca juga: Mengenal BPA dalam Kemasan Plastik dan 5 Efek Buruknya untuk Kesehatan

Efek samping bromat pada kesehatan

Kandungan bromat yang tinggi pada AMDK dapat memicu terjadinya efek samping tertentu untuk kesehatan.

Dilansir dari Delaware Health and Social Service, bromat dengan dosis tinggi dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama akan berbahaya untuk kesehatan.

Beberapa penelitian pada hewan sudah membuktikan bahwa kadar bromat yang sangat rendah dapat menyebabkan kanker serta menyebabkan perubahan gen atau kromosom.

Pada manusia, bromat pada AMDK yang dikonsumsi dapat menyebabkan muntah, sakit perut, dan diare.

Paparan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti penyakit ginjal dan gangguan pendengaran.

Mengutip laman Antara, Kamis (17/2/2024), Anggota Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), Hermawan Setiono menjelaskan bahwa bromat merupakan zat yang berbahaya untuk kesehatan dan bisa memicu terjadinya kanker.

Proses penyaringan air minum perlu dilakukan secara hati-hati agar kandungan bromat tidak masuk ke dalam AMDK.

Ketua Program Studi Ilmu Teknologi Pangan Universitas Trilogi ini menekankan pentingnya pengujian dan analisis pada air tanah untuk mengetahui kandungan bromat pada AMDK.

Pasalnya, terdapat batas aman dari kandungan bromat yang diizinkan pada produk pangan dan diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dengan memahami apa kandungan bromat pada air mineral, konsumen diharapkan bisa lebih berhati-hati untuk memilih jenis produk yang aman untuk kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya
Kasus Covid-19 Kembali Naik di Asia, Ini yang Perlu Diketahui soal Varian JN.1 dan Turunannya
Health
Kemenkes: Pengenalan Gejala Penyakit Langka dengan Cek Kesehatan Gratis
Kemenkes: Pengenalan Gejala Penyakit Langka dengan Cek Kesehatan Gratis
Health
Pasangan Thalasemia Minor Sebabkan Thalasemia Mayor pada Anak
Pasangan Thalasemia Minor Sebabkan Thalasemia Mayor pada Anak
Health
Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular
Lonjakan Kasus Covid-19 di India: Waspadai Varian Baru yang Lebih Menular
Health
Keunggulan Ring Jantung Bioadaptor dengan Material Lentur
Keunggulan Ring Jantung Bioadaptor dengan Material Lentur
Health
Kanker Serviks Stadium 4: Pengertian dan Pilihan Pengobatannya
Kanker Serviks Stadium 4: Pengertian dan Pilihan Pengobatannya
Health
Cloud Coffee, Minuman Tren yang Diklaim Menyehatkan: Benarkah?
Cloud Coffee, Minuman Tren yang Diklaim Menyehatkan: Benarkah?
Health
Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Apakah Pola Makan Berperan Besar Terhadap Terjadinya Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Puasa 16 Jam Selama 3 Bulan Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Setahun Kemudian
Puasa 16 Jam Selama 3 Bulan Efektif Turunkan Berat Badan Hingga Setahun Kemudian
Health
Riset FMIPA UI  Buktikan Segel Le Minerale Unggul 100 Persen Cegah Kontaminasi Debu, Bakteri, dan Jamur
Riset FMIPA UI Buktikan Segel Le Minerale Unggul 100 Persen Cegah Kontaminasi Debu, Bakteri, dan Jamur
Health
7 Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus, Termasuk Makan Sehat
7 Cara Mengatasi Ngantuk Terus-menerus, Termasuk Makan Sehat
Health
Pelawak Sri Sumiarsih Meninggal Akibat Sakit Ginjal, Ini Penyebabnya
Pelawak Sri Sumiarsih Meninggal Akibat Sakit Ginjal, Ini Penyebabnya
Health
Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar
Penyakit Genetik Langka yang Bikin Perut Selalu Lapar
Health
Neurofibromatosis Tipe 1 Bisa Dicegah Turun ke Anak, Ini Kata Dokter
Neurofibromatosis Tipe 1 Bisa Dicegah Turun ke Anak, Ini Kata Dokter
Health
Apa Itu HMPV dan Bagaimana Gejalanya? Ini Penjelasan Dokter
Apa Itu HMPV dan Bagaimana Gejalanya? Ini Penjelasan Dokter
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau