Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Warna ASI yang Bagus? Berikut Penjelasannya...

Kompas.com - 23/02/2024, 05:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Warna air susu ibu (ASI) ternyata tidak hanya putih. Ada beberapa warna ASI, termasuk kuning, putih, bening, krem, dan kehijauan. Lantas, seperti apa warna ASI yang bagus?

Untuk diketahui, perubahan warna ASI bisa terjadi karena peralihan produksi dari kolostrum ke ASI transisi, lalu menjadi ASI matang.

Baca juga: ASI Pertama Kali Keluar Berwarna Apa? Berikut Penjelasannya...

Perubahan warna ASI juga terjadi karena asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil serta kondisi kesehatan tertentu.

Untuk lebih jelasnya, simak macam-macam warna ASI berikut.

Seperti apa warna ASI yang bagus?

Warna ASI ternyata menjadi salah satu indikator untuk menentukan apakah kualitas ASI bagus atau kurang.

Disarikan dari AyoSehatKemkes dan Verywell Health, berikut macam-macam warna ASI yang perlu Anda ketahui:

ASI berwarna kuning adalah kolostrum atau air susu ibu yang pertama kali diproduksi oleh kelenjar susu.

ASI kolostrum yang memiliki warna kuning biasanya diproduksi sejak awal trimester kedua kehamilan dan berlangsung sampai hari ke-2 sampai hari ke-5 kelahiran bayi.

Kolostrum kaya akan nutrisi, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin K, kalsium, kalium, dan berbagai mineral penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Meskipun umumnya berwarna kuning, kolostrum bisa tampak kuning keemasan atau oranye dengan tekstur kental karena tinggnya kadar beta-karoten pada ASI tersebut.

Baca juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Produksi ASI

  • ASI berwarna putih

Dalam tiga sampai empat minggu setelah melahirkan, tubuh ibu mengalami transisi.

Pada masa ini, warna ASI kuning berangsur-angsur berubah menjadi putih.

Saat pertama kali keluar, ASI akan berwarna putih bening atau sedikit kebiruan dengan tekstur encer yang biasa disebut dengan foremilk.

Meski terkesan encer dan bening, ASI ini tetap aman diberikan kepada bayi karena tinggi protein (termasuk asam amino) dan laktosa yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.

Seiring dengan frekuensi menyusui yang bertambah dari waku ke waktu, ASI dapat berwarna putih kental atau disebut dengan hindmilk.

Dikutip dari IDAI, hindmilk banyak mengandung lemak yang sangat diperlukan sebagai sumber tenaga dan pembentukan otak.

Ibu menyusui mungkin terkejut saat mendapati ASI berwarna hijau atau kehijauan.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh makanan yang dikonsumsi busui, seperti bayam dan rumput laut.

Baca juga: 6 Cara Mencegah ASI Tersumbat, Busui Perlu Tahu

  • ASI berwarna merah muda, oranye, atau merah

Warna ASI yang tampak kemerahan, merah muda, atau oranye bisa disebabkan karena terlalu banyak mengonsumsi makanan berwarna oranye, seperti wortel atau labu.

  • ASI berwarna coklat atau mengandung darah

Jika darah dari dalam payudara bocor ke saluran susu, warna ASI akan tampak coklat atau mengandung darah.

Kondisi puting yang pecah-pecah atau terluka juga dapat menyebabkan ASI berwarna coklat atau mengandung darah.

Pendarahan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat diagnosis dan perawatan yang sesuai.

Selain yang disebutkan di atas, warna ASI bisa berubah menjadi tampak krem, putih, dan kuning karena disimpan di dalam freezer atau lemari es.

Dari ulasan di atas, bisa disimpulkan bahwa warna ASI yang bagus bisa bermacam-macam dari kuning, putih, krem, kehijauan, oranye, dan merah muda.

Namun, bila ibu mendapat ASI berwarna coklat atau kehitaman, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau