Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macam Penyebab ASI Kurang, Ibu Menyusui Perlu Tahu

Kompas.com - 05/03/2024, 16:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Kebanyakan ibu menyusui akan merasa khawatir jika produksi ASI-nya kurang atau sedikit. Namun, tahukah Anda apa penyebab ASI kurang?

Penyebab ASI kurang atau tidak mencukupi bisa karena kelainan anatomi payudara dan proses menyusui yang tidak tepat.

Untuk lebih jelasnya, simak macam-macam penyebab ASI kurang berikut.

Baca juga: Apakah ASI Encer Bagus untuk Bayi? Berikut Penjelasannya...

Apa penyebab ASI kurang?

Air susu ibu yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah persalinan biasanya memang cenderung sedikit.

Namun, produksi ASI akan meningkat menjadi sekitar 500 ml pada hari kelima, 600-690 ml pada minggu kedua, dan kurang lebih 750 mL pada bulan ketiga sampai kelima.

Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), produksi ASI ini akan menyesuaikan kebutuhan bayi.

Selain itu, makanan bergizi seimbang yang dikonsumsi ibu hamil juga dapat memberi pengaruh pada kelancaran ASI.

Meski begitu, ibu menyusui mungkin cemas akan adanya sindrom ASI kurang atau ASI seret.

Sindrom ASI kurang adalah kondisi ketika produksi air susu ibu cenderung sedikit. Namun, kondisi ini sangat jarang terjadi, meski ibu merasa payudaranya tidak tegang atau terasa penuh.

Menurut IDAI, hanya sekitar 5 persen ibu yang betul-betul mengalami sindrom ASI kurang. Kondisi ini umumnya karena kelainan anatomis payudara, seperti payudara tidak berkembang atau hipoplasia payudara.

Macam-macam penyebab ASI kurang lain yang perlu busui ketahui ialah:

  • Proses menyusui yang tidak benar

Proses menyusui yang tidak benar bisa menyebabkan payudara bengkak atau engorgement.

Pembengkakan payudara bisa menyebabkan produksi zat kimiawi dalam tubuh yang menghambat produksi ASI.

Baca juga: Seperti Apa Warna ASI yang Bagus? Berikut Penjelasannya...

  • Puting lecet

Puting lecet juga termasuk penyebab ASI kurang dan/atau seret.

Puting lecet umumnya disebabkan karena pelekatan bayi pada payudara ibu yang salah.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau