Penggunaan dot atau kempeng juga memicu puting lecet sehingga ibu akan kesakitan dan akhirnya frekuensi menyusui akan berkurang.
Akibatnya, masih banyak ASI yang tersisa (residu) dan selanjutnya mengakibatkan produksi ASI berkurang.
Rasa sakit sendiri akan menekan keluarnya hormon prolaktin yang juga akan menurunkan produksi ASI.
Ibu yang terpisah dari bayinya, misalnya karena ibu bekerja, sering bepergian, atau sakit dan dirawat di rumah sakit akan menyebabkan frekuensi menyusui berkurang.
Jika ibu tidak menyusui atau memompa ASI-nya dengan rutin, maka bisa menyebabkan pengosongan payudara berkurang dan berakibat produksi ASI juga berkurang.
Baca juga: 5 Cara Memberikan ASI pada Bayi Prematur
Bayi lahir prematur, bayi berat lahir rendah (BBLR), bayi sakit kelainan anatomis rongga mulut seperti ankiloglosia, mikrognatia, dan bibir sumbing juga menjadi faktor penyebab ASI kurang.
Bayi dengan infeksi berat, gangguan pernafasan seperti asfiksia, penyakit jantung bawaan adalah penyebab lain sindrom ASI kurang.
Sebagian besar penyebab ASI kurang dapat diatasi dengan membetulkan pelekatan bayi pada puting payudara ibu dan posisi menyusui bayi.
Anda juga dianjurkan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak atau konselor laktasi apabila merasa ASI kurang atau seret dan masalah menyusui lainnya.