Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2024, 15:00 WIB
Rini Agustin,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebiasaan mengonsumsi makanan manis pada anak dan juga tidak rutin menyikat gigi bisa membuat gigi berlubang. Kondisi ini bukan cuma membuat anak jadi susah makan, tapi juga menimbulkan nyeri, bahkan gigi harus dicabut sebelum waktunya.

Seperti halnya gigi tetap, gigi susu pada anak juga harus dirawat. Sebab, gigi susu berfungsi sebagai panduan bagi pertumbuhan gigi tetap. Kehilangan gigi susu sebelum waktunya dapat membuat rahang menjadi sempit dan tidak dapat berkembang dengan optimal.

Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak, Alana Aluditasari mengatakan, penyebab utama gigi anak berlubang karena tidak rutinnya sikat gigi, sisa makanan yang menempel pada gigi dalam waktu lama, serta kebiasaan buruk seperti penggunaan dot atau empeng secara berlebihan.

“Penyebab utamanya karena sikat gigi tidak rutin, sikat gigi tidak sampai bersih, makan-makanannya enggak dijaga, dan faktor risiko dari kebiasaan buruk seperti dot dan menghisap yang berlebihan,” ucap drg. Alana dalam acara temu media yang diadakan oleh RS Pondok Indah Jakarta (18/3/2024).

Baca juga: Merawat Gigi Susu Bikin Gigi Permanen Anak Rapi dan Sehat

Biasanya pertanda awal gigi berlubang adalah munculnya bintik putih pada satu atau beberapa gigi. Kemunculan bintik putih pada gigi menandakan bahwa enamel gigi mulai rusak.

"Bintik putih kemudian akan perlahan-lahan berubah menjadi warna kecoklatan dengan lubang yang mulai terbentuk. Semakin dalam lubangnya, warnanya akan semakin gelap," katanya.

Pencegahan gigi berlubang

Gigi berlubang pada anak bisa dicegah dengan mengajarkan kebiasaan sederhana merawat gigi. Kebiasaan ini harus dimulai sejak dini, karena kerusakan gigi bisa berkembang setelah gigi pertama tumbuh.

Mulailah membersihkan gigi anak setelah gigi pertama muncul dengan kain kasa lembut yang dibasahi air.

Kemudian, setelah kemampuan motorik anak makin baik, ajari untuk menyikat gigi sendiri dua kali sehari setelah makan dan sebelum tidur menggunakan pasta gigi berfluoride.

Baca juga: 12 Tanda Tubuh Kelebihan Gula, Termasuk Gigi Berlubang

“Untuk anak di bawah usia 3 tahun gunakan hanya sedikit pasta gigi, sebesar beras. Mulai dari usia 3 tahun, anak dapat menggunakan pasta gigi seukuran kacang polong,” ujar drg Alana.

Selain rutin menyikat gigi, pastikan juga anak mengonsumsi makanan sehat yang seimbang. Tidak hanya makanan manis, makanan lengket seperti keripik, permen, kue, dan cokelat bisa menyebabkan gigi berlubang.

Ditambahkan oleh drg.Alana, sebaiknya orangtua tidak berbagi peralatan makan dengan anak karena akan memperbesar kemungkinan bakteri dari mulut orangtua menempel ke alat makan yang juga digunakan oleh anak.

“Biasanya ibu suka menyuapi anak di sendok yang sama, padahal itu bisa memindahkan bakteri yang ada di mulut ibu ke dalam mulut anak,” lanjutnya.

Tak kalah penting, lakukan pemeriksaan ke dokter gigi 3-6 bulan sekali. Waktu yang tepat untuk membawa anak ke dokter gigi ialah saat gigi pertamanya muncul (usia 6 bulan), atau selambat-lambat saat anak berusia 1 – 2 tahun.

Untuk mencegah gigi berlubang pada anak, dokter gigi dapat memberikan perawatan yang disebut fluoride treatment.

Prosedur ini dilakukan dengan cara mengoleskan fluoride pada gigi anak. Zat ini dapat melindungi gigi dari kerusakan dan mencegah gigi berlubang.

Pengolesan fluoride ini sangat dianjurkan pada gigi anak yang baru tumbuh untuk memperkuat lapisan terluar giginya.

Merawat kesehatan gigi sedini mungkin dan rutin ke dokter gigi untuk perawatan pencegahan gigi berlubang akan membuat senyum anak cemerlang hingga dewasa.

Baca juga: 5 Cara Alami Mengatasi Sakit Gigi Saat Puasa yang Bisa Dijajal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com