Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Aterosklerosis yang Bisa Pengaruhi Jantung dan Otak

Kompas.com - 09/04/2024, 15:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Aterosklerosis menjadi awal mula penyakit serius yang memengaruhi sebagian besar arteri di tubuh, termasuk jantung, otak, dan ginjal.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, aterosklerosis merupakan penyebab kematian terbesar di dunia melalui manifestasi utamanya yaitu penyakit jantung koroner dan stroke.

Berasal dari bahasa Yunani "athere" yang artinya bubur dan "skleros" yang artinya keras.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Aterosklerosis Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Jika didefinisikan, aterosklerosis adalah suatu kondisi umum yang berkembang ketika zat lengket yang disebut plak menumpuk di dalam arteri tubuh manusia.

Mengutip National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), aterosklerosis berkembang perlahan ketika kolesterol, lemak, sel darah, dan zat lain dalam darah Anda membentuk plak.

Ketika plak menumpuk, hal itu menyebabkan arteri Anda menyempit. Hal ini mengurangi pasokan darah kaya oksigen ke jaringan organ vital dalam tubuh.

Baca juga: Waspada, Tidur Tidak Teratur Bisa Jadi Faktor Penyebab Aterosklerosis

Sementara, dinding arteri akan menebal dan mengeras. Sehingga, aterosklerosis disebut juga sebagai pengerasan arteri.

Ini bisa terjadi di sebagian besar arteri di tubuh Anda, meliputi di jantung, otak, lengan, kaki, panggul, dan ginjal.

Komplikasi yang bisa muncul sebagai akibatnya adalah serangan jantung, stroke, demensia vaskular, disfungsi ereksi, atau kehilangan anggota tubuh.

Apa yang menjadi penyebab aterosklerosis akan diulas dalam artikel ini.

Penyebab aterosklerosis

Menurut Kemenkes, proses aterosklerosis sendiri merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai faktor risiko dan proses inflamasi yang dapat berlangsung puluhan tahun.

Sehingga, mungkin proses aterosklerosis bisa dimulai sejak Anda berusia kanak-kanak.

Dikutip dari Mayo Clinic, penyebab pasti aterosklerosis tidak diketahui, tetapi ini mungkin dimulai dengan adanya kerusakan atau cedera pada lapisan dalam arteri.

Penyebab kerusakan arteri bisa meliputi berikut:

  • Tekanan darah tinggi
  • Kolesterol Tinggi
  • Trigliserida tinggi, sejenis lemak (lipid) dalam darah
  • Merokok atau mengunyah tembakau
  • Diabetes
  • Resistensi insulin
  • Kegemukan
  • Peradangan yang tidak diketahui penyebabnya atau akibat penyakit seperti radang sendi, lupus, psoriasis, atau penyakit radang usus

Setelah dinding bagian dalam arteri rusak, sel darah dan zat lain dapat berkumpul di lokasi cedera dan menumpuk di lapisan dalam arteri.

Seiring waktu, lemak, kolesterol, dan zat lain juga terkumpul di dinding bagian dalam arteri.

Penumpukan ini disebut plak. Plak dapat menyebabkan arteri menyempit, sehingga menghalangi aliran darah.

Plak juga bisa pecah, sehingga menyebabkan pembekuan darah.

Baca juga: Kenali Apa Itu Aterosklerosis, Penyebab, dan Gejalanya

Dengan begitu, hal-hal di atas bisa menjadi faktor risiko aterosklerosis.

Ada juga faktor risiko lain, seperti:

  • Penuaan
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung dini
  • Pola makan yang tidak sehat, seperti makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, natrium, dan gula.
  • Tingginya kadar protein C-reaktif (CRP) yang menjadi penanda peradangan
  • Kurangnya olahraga
  • Apnea tidur

Menurut Cleveland Clinic, seorang laki-laki yang telah berusia 45 tahun berisiko lebih besar mengalami aterosklerosis.

Sedangkan pada perempuan, risiko itu meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

Jika Anda memiliki faktor risiko aterosklerosis, penting untuk Anda memeriksakan diri ke dokter.

Untuk mendiagnosis aterosklerosis, dokter biasanya akan membutuhkan beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan fisik secara umum, riwayat kesehatan, dan tes darah.

Baca juga: Tanda-tanda Aterosklerosis yang Bisa Pengaruhi Jantung dan Otak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com