Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2024, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Makanan dan stres bisa saling terkait, jadi Anda harus memilah makanan saat stres.

Mengutip Eat This, usus dan otak terhubung langsung melalui saraf vagus, menciptakan jalur komunikasi yang konstan.

Ditambah lagi, hampir 95 persen reseptor serotonin (hormon kebahagiaan) berada di usus Anda.

Baca juga: Tanda-tanda Peringatan Penyakit Mental yang Perlu Diketahui

Jadi, apa yang Anda makan dapat berdampak besar pada kesehatan emosional Anda.

Beberapa makanan dapat meningkatkan gangguan mental, sehingga harus dihindari saat Anda stres.

Peradangan adalah penyebab nomor satu untuk masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan.

Jadi, makanan yang dapat menyebabkan peradangan di dalam tubuh adalah salah satu yang harus Anda hindari.

Artikel ini akan menunjukkan contoh beberapa makanan yang dapat meningkatkan masalah kesehatan mental Anda, sehingga harus dihindari saat stres.

Baca juga: Stres Bisa Jadi Penyebab Lemak Perut Anda, Kenapa?

Macam makanan yang harus dihindari saat stres

Disari dari Eat This dan Real Simple, berikut berbagai makanan yang harus dihindari saat stres:

  • Makanan cepat saji

Sebuah studi pada 2019 menemukan bahwa kualitas pola makan yang buruk dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk.

Iti terlepas dari faktor-faktor, seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, status perkawinan, dan tingkat pendapatan.

Studi tersebut menunjukkan bahwa makanan yang digoreng, makanan tinggi gula tambahan, dan biji-bijian olahan (yang serat alaminya dihilangkan) semuanya dikaitkan dengan peningkatan depresi.

Studi lain sebelumnya, yang diterbitkan pada 2013, menemukan bahwa individu yang mengonsumsi makanan cepat saji lebih mungkin mengalami depresi.

  • Makanan tinggi gula

Pola makan tinggi gula meningkatkan resistensi insulin dan memicu ketidakseimbangan mikrobioma usus yang menyebabkan peradangan di tubuh, termaasuk otak.

Peradangan saraf menyebabkan peningkatan tingkat kecemasan dan depresi, dan kelelahan mental.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau