Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Pneumonia pada Anak Bisa Berbahaya? Begini Penjelasan Dokter...

Kompas.com - 21/02/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

 

KOMPAS.com - Pneumonia adalah penyakit pernapasan yang sering terjadi pada anak, terutama bayi dan balita.

Penyakit pneumonia ternyata tidak hanya menyebabkan batuk pilek pada anak. Bisa juga disertai dengan sesak atau napas cepat.

Lantas, apakah pneumonia pada anak bisa berbahaya? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan ahli berikut.

Baca juga: Mencegah Pneumonia pada Anak melalui Pemberian Vaksin PCV 15

Apakah pneumonia pada anak bisa berbahaya?

Pneumonia adalah radang paru yang mengenai alveoli. Penyebab pneumonia bisa karena infeksi bakteri, virus, atau jamur.

Gejala pneumonia pada anak, misalnya batuk, napas cepat, demam, lesu, dan penurunkan nafsu makan. Pneumonia juga bisa disertai pilek, diare, dan muntah.

Dokter spesialis anak dr. Rina Triasih, M.Med (Paed), Ph.D, Sp.A(K), menjelaskan bahwa pneumonia pada anak bisa berbahaya, bahkan termasuk penyebab kematian tersering pada bayi dan balita.

"Sampai saat ini pneumonia dan diare itu penyebab kematian tersering (paling banyak) pada bayi dan balita atau usia di bawah lima tahun," ujar dokter Rina dalam diskusi kesehatan yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (20/2/2024).

Dokter Rina memaparkan, jumlah kasus kematian akibat pnumonia di seluruh dunia yaitu mencapai 50 ribu jiwa pertahun.

Itu artinya, terdapat satu kasus kematian tiap 39 detik akibat pneumonia.

Baca juga: 9 Penyebab Anak Demam Hanya di Kepala, Termasuk Pneumonia

Lebih lanjut, Ketua UKK Respirologi IDAI itu juga menjelaskan bahwa pneumonia terjadi karena adanya infeksi atau peradangan pada alveoli atau kantong udara di paru-paru.

Alveoli tersebut terisi cairan sehingga mengganggu pertukaran oksigen dan karbodioksida. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen sehingga menimbulkan sesak napas.

Lebih lanjut, Rina mengimbau orangtua untuk segera membawa si kecil ke fasilitas pelayanan kesehatan jika anak mengalami tanda-tanda pneumonia, seperti napas cepat, tarikan dinding dada ke dalam, tampak lemah atau kesadaran menurun, serta bibir atau lidah membiru.

Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan foto rontgen dada untuk melihat kondisi paru-paru si kecil dan menentukan derajat keparahan pneumonia.

Selanjutnya, dokter spesialis anak akan memberikan tindakan perawatan pneumonia, seperti pemberian antibiotik dan oksigen (jika terjadi sesak napas).

Baca juga: Simak Cara Penularan Mycoplasma Pneumoniae Menurut Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau