Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Gaya Hidup Sedentari Sejak Kecil Bahaya untuk Jantung

Kompas.com - 10/05/2024, 09:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau sedentari alias mageran dari masa kanak-kanak meningkatkan risiko hipertrofi ventrikel kiri.

Hipertrofi ventrikel kiri adalah suatu kondisi pembesaran jantung yang meningkatkan serangan jantung, stroke, dan kematian dini di masa dewasa, seperti yang dilansir dari Medical Daily pada Rabu (8/5/2024).

Baca juga: 5 Cara Mencegah Kolesterol Tinggi dengan Ubah Gaya Hidup

Menurut studi yang melibatkan peneliti dari Universities of Bristol and Exeter di Inggris dan University of Eastern Finland ini, aktivitas fisik ringan setiap hari selama tiga hingga empat jam saja dapat membantu untuk meredakan risiko peningkatan massa dan ukuran jantung.

Dalam penelitian ini, tim peneliti mengamati 1.682 anak-anak dari Anak Universitas Bristol angkatan 90-an selama 13 tahun, dari mereka berusia 11 sampai mencapai 24 tahun.

Para partisipan tersebut menggunakan alat akselerometer di pinggang selama 4-7 hari pada tiga tahapan usia, yaitu 11, 15, dan 24 tahun.

Untuk mengukur struktur dan fungsi jantung, para peneliti mengambil hasil ekokardiografi para partisipan pada usia 17 dan 24 tahun.

Baca juga: 9 Penyebab Hb Tinggi, Bisa Gaya Hidup dan Masalah Kesehatan

Dalam pemeriksaan itu, sampel darah peserta diambil dalam berbagai tahap, yaitu untuk mengukur kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL), kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL), trigliserida, glukosa, insulin, dan protein C-reaktif sensitivitas tinggi.

Studi ini juga memperhitungkan faktor-faktor seperti tekanan darah peserta, detak jantung, status merokok, status sosial ekonomi, dan riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.

Rata-rata waktu tidak bergerak (sedentari) selama masa awal adalah enam jam per hari dan secara bertahap meningkat menjadi sembilan jam per hari pada saat mereka mencapai usia dewasa muda.

“Peningkatan waktu sedentari ini dikaitkan dengan pembesaran jantung yang semakin berkembang, berkontribusi 40 persen terhadap total peningkatan massa jantung dalam periode pertumbuhan 7 tahun dari masa remaja hingga dewasa muda," kata para peneliti dalam rilisnya.

Baca juga: Kasus Kanker pada Anak Muda Naik akibat Gaya Hidup ala Barat

Hasil studi mereka mengungkapkan bahwa kebiasaan duduk meningkatkan massa jantung terlepas dari status obesitas atau tekanan darah tinggi orang bersangkutan.

Para peneliti mencatat bahwa aktivitas fisik ringan rata-rata tiga hingga empat jam setiap hari selama periode penelitian mampu mengurangi peningkatan massa jantung 49 persen.

Dengan jumlah aktivitas fisik ringan yang lebih tinggi, fungsi jantung menjadi lebih baik.

Sementara itu, dengan aktivitas fisik sedang hingga berat, terdapat sedikit peningkatan ukuran jantung (5 persen) yang sebagian besar bersifat fisiologis, kata para peneliti.

“Ada semakin banyak bukti bahwa perilaku menetap di masa kanak-kanak merupakan ancaman kesehatan yang perlu ditanggapi dengan serius," ujar Andrew Agbaje yang memimpin penelitian.

Baca juga: 4 Gaya Hidup Tidak Sehat yang Jadi Faktor Risiko Kanker

Karenanya, "Harus ada perubahan paradigma dalam cara kita memandang perilaku menetap di masa kanak-kanak, karena semakin banyak bukti yang menunjukkan adanya bom waktu,” lanjutnya.

Dengan demikina, aktivitas fisik ringan adalah penangkal efektif terhadap kebiasaan tidak aktif.

Menurutnya, sangat mudah untuk melakukan tiga hingga empat jam aktivitas fisik ringan setiap hari.

Ia mencontohkan aktivitas fisik ringan bisa meliputi bermainan di luar ruangan, bermain di taman bermain, berjalan-jalan dengan anjing, menjalankan tugas untuk orang tua, berjalan-jalan dan bersepeda ke pusat perbelanjaan atau ke sekolah, berjalan-jalan di taman, bermain di hutan, berkebun, bermain basket santai, sepak bola, golf, dan sebagainya.

"Kita dapat mendorong anak-anak dan remaja untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik ringan setiap hari untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular,” tambahnya.

Baca juga: Gaya Hidup Sehat di Usia 40 Tahun Berpotensi Memperpanjang Umur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau