"Dalam jangka panjang produksi insulin akan terpengaruh oleh pankreas yang kelelahan selama bertahun-tahun untuk memproduksi lebih banyak insulin," kata dr.Tan.
Itu sebabnya glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel untuk menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan, dan kadarnya melonjak tinggi setelah makan.
Gula darah yang melonjak berulang kali akan menyebabkan akumulasi kelebihan glukosa di liver dan sel lemak, terutama di sekitar organ dalam (visceral).
Pada akhirnya terjadi resistensi insulin, kondisi di mana kerja insulin terganggu atau tidak mampu menjaga kadar gula darah normal.
Peningkatan kadar gula darah yang berulang bukan cuma perlu dikhawatirkan oleh penderita diabetes.
Baca juga: Kenali Apa Itu Resistensi Insulin, Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
"Pada orang sehat pun lonjakan gula darah akan diikuti dengan penurunan gula darah yang menyebabkan rasa lapar tiba-tiba, hasrat ingin ngemil, sulit konsentrasi, dan kelelahan," kata ahli diet sport Jaclyn Reutens.
Ia menambahkan, dalam jangka panjang kenaikan glukosa bisa memicu pembuluh darah menjadi keras dan menyempit, yang juga jadi penyebab serangan jantung atau stroke.
Melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur sangat disarankan, terutama jika ada riwayat diabetes dalam keluarga, atau kita punya faktor risiko.
Ada pun faktor risiko diabetes adalah kegemukan, tidak pernah berolahraga, pola makan tidak seimbang, atau berusia di atas 40 tahun.
Pemeriksaan gula darah sebaiknya dilakukan minimal setahun sekali setelah berkonsultasi dengan dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.