Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepian Berdampak Negatif pada Kesehatan Lansia

Kompas.com - 18/06/2024, 09:37 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Rasa kesepian rentan dialami oleh orang lanjut usia. Entah karena hidup sendiri, kehilangan anggota keluarga, menderita penyakit kronis, atau gangguan pendengaran.

Padahal, kesepian dan isolasi sosial pada lansia merupakan faktor risiko kesehatan yang berdampak pada mental dan fisik. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kesepian sama buruknya bagi kesehatan seperti halnya merokok dan obesitas.

"Kesepian itu seperti rasa lapar atau haus. Jika kita langsung meresponnya, rasa itu akan hilang. Tapi, jika dibiarkan dalam waktu lama, kita akan merasakan efeknya," kata dokter bedah Vivek Murthy kepada abcNews.go.

Kesepian adalah perasaa sendirian, terlepas dari banyaknya kontak sosial. Isolasi sosial dapat menyebabkan kesepian pada sebagian orang, sementara sebagian lainnya dapat merasa kesepian tanpa terisolasi secara sosial.

Rasa kesepian yang bersifat sementara merupakan hal yang normal dialami manusia. Namun kita harus mewaspadai jika perasaan ini berlangsung lama.

Baca juga: Ciri Anak yang Kesepian dan Cara Orangtua Membantunya

Dalam jangka panjang kesepian akan meningkatkan rasa kecemasan dan depresi. Selain itu, perasaan ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung, kepikunan (demensia), menurunnya kekebalan tubuh, hingga kematian prematur.

Kesepian dan isolasi sosial juga berpengaruh pada kesehatan otak dan ketajaman mental. Lansia yang kesepian cenderung memiliki skor yang rendah dalam kemampuan berpikir.

Diperburuk dengan kurangnya aktivitas fisik, pola tidur yang buruk, dan gejala depresi, rasa kesepian akan mempercepat timbulnya penurunan kognitif yang mengarah pada demensia.

Bantu lansia melawan kesepian

Penting untuk diingat bahwa kesepian bukanlah kondisi yang tidak dapat diatasi.

Upaya untuk mengurangi kesepian, seperti meningkatkan interaksi sosial, mencari dukungan dari keluarga dan teman, serta terlibat dalam kegiatan sosial atau komunitas, dapat membantu mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan lansia.

Meski saat ini teknologi informasi memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang yang di berbagai penjuru dunia, namun interaksi langsung dianggap sebagai cara terbaik untuk berhubungan antar manusia.

Baca juga: Menjalani Masa Tua Tanpa Demensia

"Cara paling efektif memiliki ikatan sosial tetaplah antar-manusia, bukan lewat teknologi. Semakin dekat interaksi kita, makin positif dampaknya," kata Murthy.

Kita bisa mengajak lansia untuk aktif terlibat dalam kegiatan komunitas, seperti kelompok olahraga ringan, kegiatan seni, atau keagamaan, untuk bisa berinteraksi dengan orang lain sebaya.

Terkadang yang kita butuhkan bukan cuma kuantitas waktunya. Berbicara mendalam beberapa menit dengan orang terdekat lebih kuat dampaknya dibandingkan berkumpul selama dua jam tetapi perhatian terpecah dengan ponsel atau layar.

Jika tidak bisa bertatap muka, menelepon kabar teman atau kerabat beberapa menit setiap hari juga disarankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau