Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Efek Hipertensi pada Robeknya Pembuluh Darah Besar

Kompas.com - 24/06/2024, 09:20 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Hipertensi sering dianggap remeh, padahal tekanan darah yang dibiarkan tinggi dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada berbagai organ tubuh, salah satunya adalah robeknya pembuluh darah besar (aorta).

Diseksi aorta atau robeknya salah satu lapisan pembuluh darah besar merupakan kondisi medis serius dan butuh penanganan medis segera.

Dijelaskan oleh dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular, dr.Dicky Aligheri Sp.BTKV (K), fungsi aorta krusial bagi tubuh karena selain darah, zat-zat lain yang terbawa seperti nutrisi dan hormon juga dialirkan melalui aorta.

“Penting bagi kita untuk selalu menjaga fungsi jantung terutama aorta untuk mencegah terjadinya penyakit komplikasi akibat gangguan yang bisa dialami,” ujar dr. Dicky yang berpraktik di RS Siloam Lippo Village Karawaci Tangerang ini.

Diseksi aorta sering kali disebabkan oleh adanya kelainan pada dinding aorta atau tekanan darah yang tinggi.

Baca juga: 12 Tanda-tanda Hipertensi yang Harus Diwaspadai

"Tekanan darah yang konstan dan tidak terkontrol dapat menyebabkan lemahnya dinding aorta. Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap robekan dan diseksi," paparnya.

Selain itu, faktor risiko robeknya aorta lain adalah pembentukan plak di dinding arteri, kebiasaan merokok, cedera atau trauma, kelainan bawaan, pemakaian obat terlarang, hingga angkat beban terlalu berlebihan.

Adapun gejala diseksi aorta meliputi nyeri dada yang hebat dan mendadak, nyeri menusuk di punggung bagian atas dan bawah, sesak napas, nyeri perut, kelumpuhan atau mati rasa di bagian lengan atau kaki, serta keringat berlebihan dan pucat.

Pemeriksaan dan pengobatan

Untuk memastikan apakah keluhan yang dialami merupakan diseksi aorta, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan yang mendalam.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan antara lain tes CT scan untuk mengidentifikasi robekan atau penyempitan pada dinding aorta, MRI, serta ekokardiografi untuk melihat gambaran detil dari jantung dan pembuluh darah.

Setelah diagnosis diseksi aorta dilakukan, langkah selanjutnya adalah segera mengambil tindakan untuk memberikan perawatan yang diperlukan dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.

Baca juga: Mengenal TEVAR, Tindakan Minimal Invasif untuk Penanganan Aneurisma Jantung

Menurut dr.Dicky, ada beberapa jenis pilihan tindakan yang sudah modern, yaitu bedah minimal invasif untuk perbaikan pada robekan atau pelebaran aorta. Tindakan ini untuk mengatasi diseksi aorta aneurisme aorta abdomen (EVAR) atau aneurisma aorta toraks (TEVAR).

“Dalam prosedur EVAR, kateter yang dilengkapi dengan stent graft (semacam tabung yang dapat memperkuat dinding aorta) dimasukkan melalui arteri di pangkal paha pasien,” sebut dr. Dicky.

Sementara itu, TEVAR digunakan untuk mengobati diseksi aorta dan aneurisma aorta toraks, yaitu pelebaran atau pembengkakan pada aorta bagian dada.

“Prosedur ini mirip dengan EVAR, namun stent graft ditempatkan di dalam aorta di area toraks, tepat di atas diafragma. Hal ini membantu mengisolasi dan memperkuat bagian aneurisma dan mencegah pecah atau robekan lebih lanjut serta menutup robekan diseksi,” ujar dr. Dicky.

Walau demikian, tidak semua pasien cocok dengan prosedur tersebut. Setiap kasus akan dievaluasi secara individual oleh tim medis yang bersangkutan untuk menentukan apakah intervensi endovaskular dapat menjadi pilihan yang sesuai berdasarkan ukuran dan karakteristik aneurisma, serta faktor-faktor lain seperti riwayat medis dan kesehatan keseluruhan pasien.

Pilihan terapi lain adalah operasi bedah jantung terbuka yang disebut dengan Bentall. Prosedur ini dilakukan untuk mengganti katup aorta dan menggantikan sebagian aorta yang melemah atau aneurisma, serta mencegah pecahnya aneurisma.

"Operasi Bentall biasanya dilakukan pada pasien dengan diseksi aorta dan aneurisma aorta yang mengalami kerusakan signifikan atau penyakit katup aortik yang parah," paparnya.

Selain Bentall, operasi Penggantian Aorta merupakan salah satu opsi dari tindakan open heart surgery yang dapat dilakukan. Apabila katup aorta dinilai masih baik, maka cukup mengganti pembuluh darah aorta saja seperti Hemiarch dan Total Arch.

Keputusan untuk menjalani operasi harus dibahas dan diputuskan bersama dengan dokter spesialis yang berpengalaman dan dilakukan di sarana medis yang dapat menangani kasus aorta.

Baca juga: 13 Faktor Penyebab Aneurisma Otak yang Harus Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau