KOMPAS.com - Beberapa faktor meningkatkan risiko Anda menderita skizofrenia, meski penyebabnya belum sepenuhnya dipahami.
Merujuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), skizofrenia mempengaruhi sekitar 24 juta orang atau satu dari 300 orang (0,32 persen) di seluruh dunia.
Angka ini adalah satu dari 222 orang (0,45 persen) di kalangan orang dewasa.
Baca juga: Apakah Anda Menderita Skizofrenia? Ini Ciri-cirinya...
Mengutip Mayo Clinic, skizofrenia adalah suatu kondisi kesehatan mental serius yang memengaruhi cara orang berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Gangguan kesehatan mental ini dapat membuat seseorang memiliki campuran halusinasi, delusi, serta pemikiran dan perilaku yang tidak terorganisir.
Penderita skizofrenia seperti kehilangan kontak dengan kenyataan, sehingga membuat kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit. Bahkan, kesehatan fisik mudah terabaikan.
Baca juga: Apa Penyebab Pasien Skizofrenia Kambuh dan Bagaimana Mengatasinya?
Menurut WHO, orang dengan skizofrenia memiliki kemungkinan 2 hingga 3 kali lebih besar untuk meninggal lebih awal dibandingkan populasi umum.
Hal tersebut sering kali disebabkan oleh penyakit fisik, seperti penyakit kardiovaskular, metabolisme, dan infeksi.
Baca terus untuk mengetahui siapa saja yang berisiko menderita skizofrenia.
Baca juga: 5 Penyebab Skizofrenia yang Harus Diperhatikan
Mengutip Medical News Today, beberapa faktor yang tampaknya meningkatkan risiko seseorang terkan skizofrenia yaitu sebagai berikut:
Anda dengan riwayat keluarga skizofrenia memiliki peningkatan risiko terkena masalah kesehatan mental ini.
Sekitar 10-14 persen penderita skizofrenia memiliki anggota keluarga yang menderita kondisi ini juga.
Baca juga: Tanda-tanda Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD) memiliki risiko lebih besar terkena skizofrenia, meski hubungannya tidak sepenuhnya jelas.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD memiliki kemungkinan 4,3 kali lebih besar untuk mengembangkan skizofrenia dibandingkan dengan anak-anak tanpa ADHD.
Para peneliti menamukan keterkaitan antara stresor utama dalam hidup dan peningkatan risiko skizofrenia.