KOMPAS.com - Alergi susu sapi merupakan respons sistem imun yang berlebihan terhadap protein susu sapi. Alergi susu sapi menjadi alergi makanan yang banyak dialami anak-anak setelah alergi telur.
Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa prevalensi alergi susu sapi pada anak Indonesia sekitar 2-7,5 persen.
Dokter anak konsultan alergi dan imunologi, Prof. Budi Setiabudiawan menjelaskan bahwa alergi susu sapi tidak boleh disepelekan karena dapat mengganggu proses tumbuh kembang bayi.
“Alergi dapat merugikan tumbuh kembang anak. Ini akan terjadi kalau kita terlambat mendiagnosa, sehingga tata laksana pun tidak optimal dan nantinya anak akan terganggu tumbuh kembangnya,” jelasnya dalam webinar dengan tema ‘Tangani Alergi Susu Sapi pada Anak dengan Cepat dan Tepat’ yang diadakan oleh Nutricia pada Selasa (25/6/2024).
Untuk memberi penanganan yang tepat, orangtua mulai mengenali tipe alergi anak, baik itu ringan, sedang, hingga berat.
Baca juga: Badan Mudah Lelah Bisa Menjadi Tanda Alergi Susu Sapi pada Anak
Gejala alergi disebut ringan atau sedang jika anak mengalami satu atau lebih dari beberapa gejala. Misalnya anak sering muntah, diare, konstipasi, ada darah pada tinja, dermatitis atopik, angioedema, batuk pilek kronik, serta kolik persisten sehari lebih dari tiga jam dan lebih dari tiga hari dalam seminggu.
Sementara pada kasus alergi yang berat muncul beberapa gejala seperti, anemia atau kekurangan sel darah merah, peradangan di kulit, bahkan yang terparah adalah anafilaksis atau reaksi alergi berat dan tiba-tiba.
Setelah mengenali gejala, segera konsultasikan ke dokter agar anak mendapat diagnosis yang tepat.
“Penanganan yang dilakukan jika anak sudah terdiagnosis alergi susu sapi, yaitu menghindari pemberian protein susu sapi dan turunannya, serta produk-produk yang mengandung protein susu sapi,” kata Prof.Budi.
Jika anak masih diberikan ASI, maka ibu harus menghindari makanan dan minuman yang mengandung protein susu.
"Kalau ada ibu yang sedang menyusui atau masih memberikan ASI, sebaiknya ibu juga tidak mengonsumsi susu sapi dan produk turunan lainnya," terangnya.
Baca juga: Pentingnya Cek Kandungan Nutrisi dalam Susu Anak
Menurutnya, anak juga perlu diberikan nutrisi pengganti yang sesuai. Untuk anak dengan alergi ringan hingga sedang, bisa diberikan susu terhidrolisat ekstensif, yitu susu sapi yang proteinnya sudah dipecah menjadi bagian yang lebih kecil, atau susu formula isolat protein soya dari kacang kedelai.
Sementara itu, susu formula asam amino bisa diberikan untuk anak dengan alergi berat.
"Sebagai alternatif susu soya bisa diberikan apabila orangtua memiliki masalah dana dan susu formula hidrolisat ekstensif tidak tersedia di tempat tinggalnya," saran Prof. Budi.
Mom influencer dan Ibu dengan anak alergi susu sapi, Bunga Lenanta berbagi pengalamannya karena anaknya ternyata mengalami alergi susu sapi.