Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Minyak Sayur Baik untuk Kesehatan? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 08/07/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Minyak sayur mengandung lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fats/PUFA), yang meliputi asam lemak omega-3 dan omega-6.

Mengutip Very Well Health, lemak tak jenuh ganda penting untuk menggantikan lemak jenuh dan lemak trans.

Baca juga: 3 Alasan Minyak Sayur Buruk untuk Kesehatan

Namun, tidak semua minyak sayur itu sama efeknya untuk kesehatan.

Tidak semua ahli setuju minyak sayur digunakan menjadi bahan utama, terutama untuk memasak.

Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut tentang minyak sayur.

Baca juga: Sering Dipakai untuk Memasak, Ini Bahaya Minyak Sayur

Apa itu minyak sayur?

Dikutip dari Eating Well, minyak sayur adalah minyak yang diekstrak dari sayuran tertentu, seperti jagung dan kacang kedelai.

Minyak yang berasal dari biji-bijian disebut juga sebagai minyak sayur.

Di sisi lain, minyak yang diekstrak dari buah (seperti minyak zaitun dan alpukat) mungkin atau mungkin tidak termasuk dalam klasifikasi minyak sayur, tergantung pada definisi seseorang terhadap istilah tersebut.

Minyak-minyak ini berbentuk cair pada suhu ruangan, dan kebanyakan memiliki rasa yang lembut.

Minyak sayur dapat diproduksi dengan berbagai cara. Beberapa minyak diekstraksi dari sumber aslinya menggunakan pelarut kimia.

Minyak hasil pengepresan dingin diproduksi dengan memberikan tekanan pada tanaman untuk mengekstrak minyak.

Baca juga: 6 Manfaat Minyak Kelapa untuk Perawatan Kulit yang Perlu Diketahui

Apakah minyak sayur baik untuk kesehatan?

Minyak sayur mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFA), yang terdapat asam lemak omega-3 dan omega-6.

Minyak sayur tertentu dapat mengandung asam lemak omega-6 yang cukup kaya.

Kedua jenis omega tersebut penting untuk mendukung kesehatan kita secara keseluruhan.

Akan tetapi, mengonsumsi asam lemak omega-6 dalam jumlah besar dan asam lemak omega-3 yang rendah tidak baik untuk kesehatan.

Pola makan yang kaya omega-6 tetapi rendah omega-3 dapat meningkatkan peradangan.

Asam lemak omega-6 tidak perlu dihindari, tetapi harus diimbangi dengan cukup asupan omega-3 dalam pola makan Anda secara keseluruhan untuk membantu menyeimbangkan rasio asam lemak.

Asupan makanan yang mengandung asam lemak omega-3, seperti ikan berlemak (seperti, salmon, tuna, dan sarden), kacang kenari, serta alpukat.

Baca juga: 10 Minyak Alami untuk Mengatasi Kulit Kering Secara Efektif

Namun, ada masalah lainnya yaitu PUFA mudah teroksidasi, seperti yang dikutip dari Very Well Health.

Minyak yang teroksidasi mudah diserap melalui usus kita, di mana itu akan menjadi bagian dari lipoprotein dan struktur penting lainnya.

Sehingga, minyak tersebut cenderung mempercepat aterosklerosis, mengubah sifat DNA, dan memicu peradangan.

Hampir semua orang setuju bahwa PUFA teroksidasi merupakan bahaya nyata bagi kesehatan kita.

Untuk meminimalkan oksidasi, minyak sayur harus disimpan dalam wadah yang tidak tembus cahaya, di lingkungan yang sejuk dan gelap, dan tidak boleh disimpan dalam jangka waktu lama.

Selain itu, Anda harus berhati-hati dalam memanaskannya. Pemanasan dalam waktu singkat dan suhu di bawah titik asap, membantu meminimalkan oksidasi PUFA dalam minyak sayur.

Semakin lama Anda memanaskan dan semakin tinggi suhunya, minyak sayur akan semakin tidak sehat.

Baca juga: Apa Manfaat dari Minyak Kelapa? Ini Penjelasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau