Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemasungan Masih Jadi Cara Penanganan Skizofrenia di Indonesia

Kompas.com - 18/07/2024, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia baik yang tinggal di perdesaan maupun perkotaan masih melakukan pemasungan untuk menangani penderita gangguan jiwa psikosis atau skizofrenia.

Hal ini dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dalam hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) edisi 2023 yang dirilis pada Juni 2024.

Berdasarkan data SKI 2023, 6,6 persen keluarga di Indonesia, yang memiliki anggota rumah tangga (ART) dengan gejala dan diagnosis skizofrenia, masih melakukan pemasungan sebagai langkah penanganan penyakit mental tersebut.

Baca juga: Yogyakarta Jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Terbanyak

Jumlah yang tertimbang dari persentase keluarga yang memiliki ART dengan skizofrenia yang pernah dipasung adalah 844.

Data SKI merupakan hasil wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan di 38 provinsi Indonesia sepanjang 2023.

Survei ini menggunakan sampel representatif 315.646 rumah tangga dari 34.500 blok sensus dan jumlah rumah tangga yang memiliki ART dengan skizofrenia di Indonesia tertimbang 315.621.

Dalam data ini juga menunjukkan bahwa praktik pemasungan pada orang dengan skizofrenia paling banyak dilakukan oleh keluarga yang berada di perdesaan, persentasenya 8,4 persen.

Di perkotaan, praktik pemasukan pada anggota keluarga dengan skizofrenia sebanyak 5,4 persen.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Menderita Skizofrenia? Ini Penjelasannya...

Jika dikategorikan berdasarkan status ekonomi rumah tangga, penanganan pasien skizofrenia dengan pemasungan 9,9 persen ada di keluarga yang memiliki status ekonomi terbawah.

Disusul rumah tangga yang memiliki status ekonomi menengah bawah (6,1 persen), menengah atas (5,1 persen), menengah (4,7 persen), dan terakhir teratas (3,2 persen).

Selanjutnya, Kemenkes RI memberikan gambaran mengenai alasan keluarga melakukan pemasungan sebagai penanganan skizofrenia.

Dalam survei yang dilakukan Kemenkes RI, ada enam opsi yang diberikan kepada kepala rumah tangga atau ART yang mewakili kepala keluarga tentang alasan pemasungan pada anggota keluarga dengan skizofrenia, yaitu:

  • Perilaku kekerasan terhadap orang lain (mengamuk, membunuh, dan lain-lain)
  • Perilaku kekerasan terhadap diri sendiri (cenderung menyakitidiri sendiri, mencoba bunuh diri, dan lain-lain)
  • Mengganggu ketenangan orang lain
  • Merusak
  • Tidak ada yang merawat
  • Lainnya

Baca juga: Apakah Anda Menderita Skizofrenia? Ini Ciri-cirinya...

Setiap kepala rumah tangga atau ART yang mewakili kepala keluarga dapat memberikan lebih dari satu alasan pemasungan pada penderita skizofrenia.

Hasilnya, 69,5 persen alasan terbanyak pemasungan anggota keluarga yang menderita skizofrenia adalah karena sudah mengganggu ketenangan orang lain.

Kemudian, alasan terbanyak kedua atau 65,7 persen adalah karena pasien skizofrenia memiliki perilaku kekerasan terhadap orang lain.

Alasan terbanyak ketiga atau 48,2 persen adalah karena perilaku penderita skizofrenia yang suka merusak.

Alasan pemasungan penderita skizofrenia lainnya, perilaku kekerasan terhadap diri sendri 38,1 persen, tidak ada yang merawat 13,0 persen, dan lainnya 11,8 persen.

Baca juga: Apa Penyebab Pasien Skizofrenia Kambuh dan Bagaimana Mengatasinya?

Apa itu skizofrenia?

Gangguan jiwa psikosis atau skizofrenia adalah gangguan jiwa berat. Namun, masyarakat sering kali mengenal orang dengan skizofrenia sebagai "gila" atau "Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berat".

Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual orang yang menderita skizofrenia biasanya tetap terpelihara, tetapi kemundurang kognitif bisa terjadi seiring waktu.

Gejala skizofrenia khas, yang meliputi munculnya waham atau halusinasi disertai perilaku aneh seperti katatonik atau agresivitas.

Selain itu, ada juga gejala negatif lainnya yang berdampak signifikan kepada kualitas hidup penderita secara keseluruhan.

Skizofrenia berhubungan dengan kecacatan yang parah dan dapat mempengaruhi semua bidang kehidupan termasuk fungsi pribadi, keluarga, sosial, pendidikan dan pekerjaan.

Stigma, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia pada penderita skizofrenia seperti pemasungan sering terjadi.

Baca juga: 5 Penyebab Skizofrenia yang Harus Diperhatikan

Apa itu pemasungan?

Pemasungan adalah upaya pengikatan atau pengekangan fisik pada orang dengan gangguan jiwa dan orang agresif atau berbahaya di lingkungan.

Tindakan ini sering kali berakibat hilangnya kebebasan pasien untuk mengakses layanan yang dapat membantu pemulihan fungsi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tersebut.

Tindakan pemasungan dapat menggunakan cara pengikatan atau pengisolasian.

Pengikatan merupakan semua metode manual yang menggunakan bahan atau alat mekanik yang dipasang atau ditempelkan pada tubuh dan membuat tidak dapat bergerak dengan mudah dengan membatasi kebebasan dalam menggerakkan tangan, kaki atau kepala.

Pengisolasian merupakan tindakan mengurung sendirian tanpa persetujuan atau dengan paksa dalam suatu ruangan atau area yang secara fisik membatasi orang untuk keluar atau meninggalkan ruangan/area tersebut.

Baca juga: Tanda-tanda Skizofrenia yang Perlu Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau