Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Merawat Anggota Keluarga yang Mengidap Skizofrenia

Kompas.com - 22/07/2024, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Seseorang yang menderita skizofrenia membutuhkan dukungan penuh dari keluarga agar dirinya bisa pulih.

Spesialis kedokteran jiwa dan psikiatri, dr. Lahargo Kembaren, Sp.KJ mengatakan bahwa selalu hadir untuk anggota keluarga yang mengidap skizofrenia adalah hal yang penting.

Baca juga: Pemasungan Hanya Bikin Penderita Skizofrenia Sulit Pulih

"Karena penderita skizofrenia itu sangat membutuhkan support dri keluarga. Hindari stigma dan diskriminasi pada pasien ini," kata Lahargo kepada Kompas.com pada Jumat (19/7/2024).

Penderita skizofrenia lebih umum dikenal oleh masyarakat sebagai "orang gila" atau "ODGJ" (orang dengan gangguan jiwa).

Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, masih banyak juga rumah tangga di Indonesia baik di perdesaan maupun perkotaan yang mengambil tindakan pemasungan terhadap anggota keluarga yang mengidap skizofrenia.

Lahargo mengatakan bahwa penanganan orang dengan skizofrenia tersebut tidaklah benar.

Baca juga: Pemasungan Masih Jadi Cara Penanganan Skizofrenia di Indonesia

Apa yang harus dilakukan kepada anggota keluarga yang mengidap skizofrenia?

Jika Anda mendapati anggota keluarga Anda menunjukkan gejala skizofrenia, hal pertama yang harus dilakukan adalah membawanya ke fasilitas kesehatan jiwa untuk mendapatkan pengarahan pengobatan dan perawatan dari profesional.

"Jika sudah mendapatkan pengobatan, terapi dari puskesmas, dokter, atau psikiater, jalanilah proses pengobatan itu dengan rutin dan atur pola hidup sehat dari orang dengan skizofrenia," ujar spesialis kedokteran jiwa dan psikiatri ini.

Seperti manusia pada umumnya, penderita skizofrenia juga membutuhkan pola hidup sehat, meliputi makan makanan yang bernutrisi, olahraga ringan 30 menit, dan tidur cukup 6-8 jam secara teratur setiap hari.

Sementara itu, keluarga harus menghindarkan orang dengan skizofrenia dengan rokok, alkohol, dan benda-benda adiktif lainnya yang bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental.

Baca juga: Yogyakarta Jadi Provinsi dengan Prevalensi Skizofrenia Terbanyak

"Adanya aktivitas yang positif itu bisa membuat orang dengan skizofrenia kembali punya harga diri dan juga kepercayaan diri," ungkapnya.

Selain itu, psikiater yang berpraktik di Siloam Hospital di Bogor menjelaskan bahwa menjaga komunikasi yang baik dengan anggota keluarga yang mengidap skizofrenia sangatlah penting untuk memahami apa yang mereka butuhkan.

"Karena sebenarnya mereka juga ingin diperlakukan seperti orang lainnya," ucapnya.

"Intinya hadir untuk mereka memberikan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya karena itu yang mereka butuhkan untuk proses pemulihan," terangnya.

Ia menyarankan untuk setiap rumah tangga yang memiliki anggota keluarga penderita skizofrenia penting untuk berkolaborasi dengan profesional kesehatan jiwa agar proses pemulihan berjalan baik.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Menderita Skizofrenia? Ini Penjelasannya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau