KOMPAS.com - Penyakit polio dan TBC (tuberkulosis) tulang sama-sama bisa mengakibatkan lumpuh. Namun, kelumpuhan TBC berbeda dengan polio.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), menjelaskan bahwa kelumpuhan akibat polio terjadi secara tiba-tiba.
Namun, kelumpuhan TBC tulang masih bisa dicegah dengan pengobatan karena kondisi ini adalah pengembangan dari tuberkulosis yang mulanya terjadi di paru-paru.
"Kalau polio, dia bisa lumpuh tapi lumpuhnya mendadak dan itu enggak bisa disembuhkan. Kalau TBC tulang penyakit terakhir, karena kalau TBC itu awal yang kena itu paru-paru, kalau enggak diobati, lama-lama jadi TBC tulang," kata Rini, seperti ditulis Antara, Selasa (23/7/2024).
Baca juga: 16,4 Juta Anak di 27 Provinsi Ditargetkan Terima Vaksin pada PIN Polio
Rini melanjutkan, kelumpuhan pada TBC tulang bisa dicegah sejak dini dengan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG) yang bisa diberikan saat usia 0-1 bulan.
"Imunisasi BCG itu pencegahan untuk TBC berat, ini bisa diberikan saat usia anak 0-1 bulan dengan cara suntikan di lengan kanan atas, itu BCG," kata Rini.
Anak yang sudah disuntik BCG biasanya menimbulkan efek samping berupa benjolan mengeras yang muncul setelah penyuntikan yang disebut "scar BCG". Bekas luka kecil itu umumnya akan memudar dalam beberapa minggu.
Imunisasi BCG dan polio penting untuk melindungi bayi dari penyakit berbahaya. Pastikan bayi mendapatkan semua dosis imunisasi secara lengkap dan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
Baca juga: Anak Demam Setelah Imunisasi Polio, Kapan Perlu ke Dokter?
Sementara itu, disarikan dari Yankes Kemenkes dan BetterHealth, polio dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, pada kaki, tangan, dan otot pernapasan, terutama pada anak di bawah 15 tahun.
Virus polio masuk lewat mulut dan hidung, kemudian mengalir ke sistem saraf pusat, yang memicu flu, kelemahan otot, sampai kelumpuhan.
Saat ini, Kementerian Kesehatan bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di 27 provinsi.
PIN polio tahap kedua ini dilaksanakan karena Indonesia masih dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit polio.