Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapakah Beban Maksimal Angkat Besi yang Bisa Dilakukan Atlet?

Kompas.com - 09/08/2024, 12:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Angkat besi merupakan salah satu cabang andalan Indonesia untuk meraih emas di berbagai ajang olahraga. Hal ini dibuktikan oleh lifter Rizki Juniarsih yang sukses meraih emas Olimpiade.

Di cabang olahraga angkat besi ada beberapa kelas yang sering dipertandingkan, mulai dari puluhan hingga ratusan kilogram beban.

Orang pertama yang berhasil meraih angkat beban sebesar 500 kilogram adalah Eddie Hall asal Inggris dalam Kejuaraan Angkat Beban Dunia tahun 2016.

Hall adalah orang pertama yang memecahkan batasan setengah ton — dan kemudian, pada tahun 2020, orang kuat Islandia Hafþór Júlíus Björnsson menaikkannya satu tingkat dengan mengangkat beban seberat 1.501 kg.

Sementara itu, rekor beban terberat yang pernah diangkat oleh manusia dipegang oleh orang kuat asal Kanada Gregg Ernst, yang pada tahun 1993 mengangkat dua mobil dengan pengemudi yang totalnya mencapai 2.422 kg.

Prestasi kekuatan yang mencengangkan ini menimbulkan pertanyaan: Berapa beban terberat yang mungkin dapat diangkat seseorang?

Baca juga: Hasil Angkat Besi: Tahan Sakit hingga Dibopong, Eko Yuli Tak Berhasil Raih Medali

Pakar sains olahraga Bradley Schoenfeld mengatakan, kemungkinan besar para atlet masih bekerja di bawah kapasitas maksimal ototnya. Namun, menurutnya sulit untuk mengukur kapasitas maksimal otot.

Kekuatan otot memang bisa diukur dengan mesin elektromiografi (EMG). Mesin ini bekerja dengan mengukur aktivitas elektrikal yang dihasilkan dalam otot, baik oleh sel saraf dan mengontraksikan serat-serat otot.

Tes semacam itu cuma bisa dilakukan di laboratorium, dan EMG hanya memonitor set otot yang terlokalisasi, sehingga sulit untuk mengukur kapasitas maksimal otot seluruh tubuh seseorang.

Dokter terapi fisik E.Todd Schroeder, mengatakan, sulit untuk menetapkan batasan maksimalnya.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk menentukan kapasitas otot kita adalah melalui latihan teratur, dengan membuat rekor pribadi baru dan bisakah kita memecahkannya.

"Jika ada atlet yang mengatakan, 'Saya bisa mengangkat beban 200 kilogram', maka saya bilang kamu bisa mengangkat lebih dari itu. Karena kita tidak tahu seberapa banyak maksimalnya," kata Schroeder yang sering meneliti tentang kekuatan dan massa otot ini.

Baca juga: Apakah Anak Remaja Boleh Angkat Beban?

Oleksandr Pielieshenko dari Ukraina berkompetisi pada nomor angkat besi 85 kg putra pada Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro pada 12 Agustus 2016.AFP/GOH CHAI HIN Oleksandr Pielieshenko dari Ukraina berkompetisi pada nomor angkat besi 85 kg putra pada Olimpiade Rio 2016 di Rio de Janeiro pada 12 Agustus 2016.

Secara fisik, kapasitas seseorang untuk menahan beban bergantung pada aktin dan miosin, dua protein yang memungkinkan otot berkontraksi.

Protein-protein ini tersusun dalam berbagai jenis serat otot, termasuk "kedutan cepat" (fast twitch) dan "kedutan lambat" (slow twitch).

Massa otot seseorang dan rasio serat-serat ini bergantung pada pola latihannya, serta faktor biologis seperti genetika dan jenis kelamin. Secara umum, semakin besar massa otot, semakin besar pula tenaga yang dapat dihasilkan.

Baca juga: 10 Makanan Penambah Massa Otot dan Berat Badan, Ada Telur dan Susu

Atlet angkat beban elit memacu diri mereka hingga batas maksimal dengan terus meningkatkan massa ototnya. Namun, hasil gaya yang dihasilkan berkurang seiring dengan pertumbuhan massa otot, dan akhirnya, otot mencapai batas maksimalnya.

Menurut Schroeder, terkadang memperbesar massa otot saja tidak cukup. Secara paradoks, terkadang orang dengan massa otot yang lebih kecil mampu mengangkat beban dibanding orang yang lebih berotot.

Salah satu faktor yang harus diatasi oleh atlet angkat beban adalah "inhibisi neuromuskular," yang membatasi kekuatan kontraksi otot untuk membantu mencegah cedera.

Penelitian menunjukkan bahwa pembatasan ini dapat ditingkatkan dengan latihan ketahanan.

Beban mental paling berat

Selain berlatih fisik, Schroeder meneybutkan bahwa atlet angkat beban harus mendorong beban mental agar bisa mengangkat beban yang lebih berat.

Ia mengatakan, lifter terbaik adalah mereka yang dapat mengatasi hambatan ini dan menempatkan diri mereka dalam kondisi mental yang tepat untuk mengerahkan semua serat otot mereka.

Baca juga: Para Atlet yang Sedang Hamil Melawan Batasan

"Jika saya mencoba mengangkat beban seberat mungkin, katakanlah 90 kg, dan kemudian saya mampu mencapai kondisi di mana saya menghilangkan hambatan saraf itu, saya mungkin dapat mengangkat beban seberat 136 kg," kata Schroeder mencontohkan.

Dengan kata lain, seseorang bisa mengangkat beban melebih apa yang ia pikirkan jika memiliki mindset yang tepat.

"Selalu tampak bahwa seseorang bisa menjadi sedikit lebih kuat dan tampil sedikit lebih baik. Dalam dunia angkat beban, hal ini terwujud pada atlet yang berulang kali memecahkan rekor mereka sendiri dalam kompetisi." katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau