KOMPAS.com - Prevalensi diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja semakin meningkat.
Hal ini harus diwaspadai oleh orangtua karena penyakit ini bersifat kronis dan mengganggu perkembangan anak.
Mengutip MSD Manuals, diabetes tipe 2 seiring waktu bisa merusak mata, ginjal, saraf, bahkan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke lebih dini.
Sebelum itu terjadi, penyakit kronis ini bisa diwaspadai selama masa pradiabetes.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui fakta-fakta mengenai pradiabetes pada anak.
Baca juga: Apakah Pradiabetes Bisa Dialami Anak-anak? Ini Ulasannya...
Pradiabetes merupakan tanda peringatan kritis pada anak-anak yang berisiko terkena diabetes tipe 2.
Pradiabetes terjadi ketika ada masalah dengan cara tubuh menangani glukosa hingga kadar gula darah melebih normal, tetapi belum cukup tinggi untuk memenuhi kriteria diabetes.
Dikutip dari Siloam Hospitals, kadar gula darah normal berbeda menurut usia. Berikut kadar gula darah normal pada anak:
100-200 mg/dL (untuk gula darah sewaktu), kurang lebih 100 mg/dL (untuk gula darah puasa), dan kurang lebih 200 mg/dL (untuk gula darah setelah makan dan sebelum tidur).
70-150 mg/dL (untuk gula darah sewaktu), kurang lebih 70 mg/dL (untuk gula darah puasa), dan kurang lebih 150 mg/dL (untuk gula darah setelah makan dan sebelum tidur).
Kurang 100 mg/dL (untuk gula darah sewaktu), 70-130 mg/dL (untuk gula darah puasa), kurang dari 180 mg/dL (untuk gula darah setelah makan), dan 100-140 mg/dL (untuk gula darah sebelum tidur).
Baca juga: Siapa yang Berisiko Mengalami Pradiabetes? Ini Faktor Risikonya...
Pradiabetes biasanya tidak menunjukkan gejala, tetapi terkadang tanda-tandanya juga muncul.
Dikutip dari Cleveland Clinic, tanda-tanda pradiabetes pada anak bisa meliputi:
Melakukan tes gula darah adalah satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah anak Anda mengalami pradiabetes.
Orangtua harus waspada terhadap hal-hal yang meningkatkan risiko anak mengalami pradiabetes.