KOMPAS.com - Kanker payudara lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang memiliki faktor risikonya.
Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kanker payudara terjadi ketika sel-sel ganas berkembang di dalam jaringan payudara.
Kanker payudara menempati urutan pertama sebagai jenis kanker yang paling sering dialami masyarakat Indonesia dan penyumbang kematian paling banyak akibat kanker.
Baca juga: Benarkah Payudara Besar Buat Perempuan Berisiko Alami Kanker Payudara?
Menurut data Global Cancer Statistics (Globocan) pada 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia.
Sementara itu, angka kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2022, terdapat 2,3 juta wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara dan 670.000 kematian di seluruh dunia.
Jenis kelamin perempuan merupakan faktor risiko kanker payudara yang paling kuat. Namun, terdapat faktor risiko lainnya.
Baca terus artikel ini untuk mengetahui siapa saja yang berisiko mengalami kanker payudara.
Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita Kanker Payudara
Berikut macam faktor yang membuat seseorang berisiko mengalami kanker payudara:
Menurut WHO, lahir dengan jenis kelaimin perempuan merupakan faktor risiko kanker payudara yang paling kuat.
Sekitar 99 persen kanker payudara terjadi pada wanita dan 0,5–1 persen kanker payudara terjadi pada pria.
Dikutip dari Cancer Research UK, risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kanker payudara didiagnosis setelah usia 50 tahun.
Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara daripada populasi umum karena anggota keluarga mereka yang lain pernah menderita kanker tertentu.
Orang yang mewarisi perubahan (mutasi) pada gen BRCA1 dan BRCA2, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Baca juga: 6 Cara Mengobati Kanker Payudara yang Perlu Diketahui
Menstruasi yang dimulai sebelum usia 12 tahun dan menopause yang dimulai setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko Anda terkena kanker payudara.