Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Akibat Jika Tensi Tinggi? Berikut 5 Daftarnya...

Kompas.com - 18/09/2024, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Tensi tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah melebihi batas normal, yaitu di atas 140/90 mmHg. Lalu, apa akibat jika tensi tinggi?

Peningkatan abnormal pada tekanan darah bisa menyebabkan risiko penyakit tidak menular (PTM), seperti gagal jantung dan kerusakan ginjal.

Untuk lebih jelasnya, berikut gejala tekanan darah tinggi dan komplikasinya.

Baca juga: Apakah Tensi Tinggi Boleh Makan Daging Kambing? Berikut Anjuran Dokter

Apa gejala tensi tinggi?

Dilansir dari Yankes Kemenkes, tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.

Tekanan darah tinggi sering disebut silent killer karena tidak selalu bergejala. Namun, ada tanda tensi tinggi yang umum, antara lain:

  • Sakit kepala parah yang bertahan lama atau kambuhan
  • Kesulitan bernapas atau mengalami sesak napas
  • Mimisan
  • Kulit tampak memerah
  • Pusing
  • Nyeri dada
  • Gangguan penglihatan, seperti pandangan menjadi kabur
  • Mual dan muntah
  • Gelisah
  • Kelelahan.

Jika Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk melakukan cek tensi dan konsultasi dengan dokter.

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tekanan darah di atas normal, biasanya dokter meresepkan obat tertentu dan menganjurkan perubahan gaya hidup.

Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Tensi Tinggi? Berikut Ulasannya...

Apa akibat jika tensi tinggi?

Berikut komplikasi atau akibat tensi tinggi jika tidak segera ditangani:

  • Gagal jantung

Gagal jantung termasuk penyakit tidak menular akibat jika tensi tinggi.

Ketika seseorang mengalami tekanan darah tinggi, otomatis jantung dipaksa bekerja lebih keras dari kapasitasnya untuk memompa darah.

Hal itu mengakibatkan dinding dan otot jantung menebal sehingga jantung kesulitan melakukan tugasnya, yaitu memompa cukup darah ke seluruh tubuh.

  • Stroke

Tekanan darah yang tinggi dapat meningkatkan risiko stroke. Pasalnya, tensi tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah di otak pecah dan memicu stroke hemoragik.

Tensi yang terlalu rendah juga memicu stroke, karena suplai darah ke otak terhambat. Stroke akibat tekanan darah rendah disebut stroke iskemik.

 

  • Aneurisma

Tensi tinggi juga membuat dinding arteri melemah sehingga memicu terbentuknya kantong yang rapuh pada pembuluh darah arteri.

Jika dibiarkan, arteri bisa pecah sehingga menimbulkan kerusakan permanen, hingga kematian.

Baca juga: Bagaimana Cara Menurunkan Tensi Tinggi? Berikut Penjelasan Dokter...

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau