Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kesepian Kronis Bisa Pengaruhi Kesehatan? Ini Ulasannya...

Kompas.com - 24/09/2024, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Kesepian jangka panjang atau kronis bisa menurunkan kesehatan mental maupun fisik kita.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dampak kesepian terhadap kesehatan sama buruknya seperti efek nyata dari obesitas, merokok, dan kurang aktivitas fisik.

Mengutip Campaign to End Loneliness, kesepian bisa memberikan dampak nyata pada kesehatan fisik maupun mental karena hal ini memengaruhi proses psikologis, fisiologis, dan perilaku Anda.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Alami Kesepian Kronis? Ini Ulasannya...

Kesepian dapat meningkatkan risiko depresi, bunuh diri, dan demensia seperti Alzheimer.

Terkait kesehatan fisik, kesepian bisa memicu hipertensi, penurunan kekebalan terhadap infeksi, dan diabetes tipe 2.

Kesepian bisa memberikan dampak nyata pada kesehatan fisik maupun mental karena hal ini memengaruhi proses psikologis, fisiologis, dan perilaku Anda.

Baca terus artikel ini yang akan menjelaskan lebih lanjut pengaruh kesepian terhadap kesehatan mental maupun fisik Anda.

Baca juga: Apakah Kesepian Merupakan Masalah Kesehatan Mental?

Pengertian kesepian

Mengutip ulasan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesepian adalah perasaan sendiri atau terputus dari orang lain.

Perasaan ini seperti Anda tidak memiliki hubungan yang berarti, dekat, atau rasa memiliki.

Hal ini mencerminkan perbedaan antara tingkat koneksi seseorang yang sebenarnya dan yang diinginkan.

Kesepian perlu dipahami sebagai keadaan pikiran seseorang, seperti yang dikutip dari Very Well Mind.

Ini karena kesepian berbeda dengan kesendirian. Kesepian bisa terjadi pada orang yang memiliki banyak teman atau berada di antara banyak orang.

Orang yang kesepian sering kali mendambakan kontak dengan orang lain, tetapi keadaan pikiran mereka membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan tersebut.

Baca juga: WHO: Kesepian Jadi Ancaman Kesehatan Global

Cara kesepian memengaruhi kesehatan

Dikutip dari Campaign to End Loneliness, mekanisme pasti yang menyebabkan kesepian dapat mengakibatkan masalah kesehatan masih sulit dibuktikan.

Namun, ada tiga jalur yang diketahui berperan dalam dampak kesepian terhadap kesehatan, yaitu:

  • Perilaku

Kesepian cenderung memicu tindakan pasif untuk menghilangan rasa tidak nyaman yang sedang dirasakan, di mana itu mengarah pada perilaku tidak sehat atau berisiko.

Sesorang yang kesepian bisa memicu perilaku yang berisiko terhadap kesehatan, seperti makan makanan berkalori tinggi sembarangan, berdiam diri atau tidak banyak melakukan aktivitas fisik, merokok, dan minum alkohol. 

  • Psikologis

Kesepian dikaitkan dengan rendahnya harga diri dan kurangnya upaya untuk lepas dari rasa tidak nyaman (active coping).

Mengutip jurnal Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag), active coping adalah ketika sedang tidak nyaman, seseorang langsung melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa tidak nyaan tersebut.

Misalnya, ketika bosan di rumah saja, Anda mengerjakan sesuatu yang menyenangkan, seperti bernyanyi, olahraga, atau memasak.

Baca juga: Kesepian Berdampak Negatif pada Kesehatan Lansia

  • Fisiologis

Kesepian bisa juga memengaruhi fungsi fisiologis Anda, sehingga memicu kondisi kesehatan atau penyakit.

Contohnya, kesepian bisa memengaruhi fungsi kekebalan tubuh dan tekanan darah.

Mengutip Cleveland Clinic, psikolog Amy Sullivan, PsyD mengatakan bahwa saat Anda merasa kesepian, kadar kortisol akan meningkat.

Kortisol adalah hormon penting yang memengaruhi hampir setiap organ dan jaringan dalam tubuh Anda.

Hormon ini sering disebut juga sebagai hormon stres, tetapi peran dari hormon ini beragam, tidak hanya mengatur respons stres.

Fungsi hormon kortisol lainnya meliputi membantu mengendalikan penggunaan lemak, protein, dan karbohidrat oleh tubuh Anda.

Hormon ini juga mengatur peradangan, tekanan darah, gula darah, dan membantu mengendalikan siklus tidur-bangun Anda.

Sullivan mengatakan bahwa ketika kortisol meningkat, ini dapat menggaggu kinerja kognitif, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko masalah pembuluh darah, peradangan, serta penyakit jantung.

Baca juga: Pornografi Jadi Pelarian Rasa Kesepian

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau