Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Kesuburan untuk Pasangan yang Berjuang untuk Hamil

Kompas.com - 25/09/2024, 10:35 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pasangan yang belum berhasil mendapatkan kehamilan setelah satu tahun tanpa menggunakan kontrasepsi, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesuburan.

Sejumlah masalah kesehatan bisa membuat kehamilan menjadi sulit.

"Banyak pasangan yang tidak menyadari adanya masalah kesuburan hingga mereka mencoba untuk hamil dan mengalami kesulitan," kata dr.Andriana Kumala Dewi Sp.OG, subspesialis fertilitas dari Women's Health Center Bethsaida Hospital Tangerang.

Pemeriksaan kesuburan juga disarankan pada pasangan yang memiliki riwayat kehamilan ektopik (hamil anggur), menstruasi tidak teratur, keguguran berulang, gangguan tiroid, ada kista, cedera atau trauma pada bagian skrotum atau testis, masalah ereksi, masalah ejakulasi.

Menurut dr.Andriana, masalah kesuburan bukan hanya masalah wanita. Sekitar 30-40 persen kasus ketidaksuburan disebabkan oleh faktor pria dan 30-40 persen lainnya oleh faktor wanita, sementara sisanya merupakan kombinasi keduanya atau tidak diketahui penyebabnya.

Baca juga: Pengaruh Rajin Olahraga pada Kesuburan

Oleh karena itu, pemeriksaan kesuburan sebaiknya dilakukan oleh kedua belah pihak. Pemeriksaan juga jangan ditunda terlalu lama dan perlu dilakukan dengan berkonsultasi ke dokter kandungan subspesialis fertilitas.

"Memeriksakan kesuburan sedini mungkin dapat membuka peluang yang lebih baik bagi pasangan untuk memahami apa yang terjadi dan menemukan solusi," ujarnya.

Jenis pemeriksaan

Pemeriksaan infertilitas dilakukan secara komperhensif untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi kesuburan pasien. Biasanya diawali dengan konsultasi untuk mengetahui riwayat kesehatan.

Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan pelvis dan ultrasound untuk melihat kondisi ovarium dan uterus. Pemeriksaan histerosalpingografi (HSG) juga dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi tuba falofi.

Terkadang dokter juga akan melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon.

Baca juga: 4 Efek PCOS pada Kesuburan Wanita

Untuk sisi pria, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui kondisi sperma, termasuk jumlahnya, seberapa cepat pergerakannya, kualitas sperma, dan juga jumlah cairan mani.

Mengatasi masalah kesuburan

Ada beberapa terapi untuk mengatasi masalah kesuburan dan akan disesuaikan dengan masalah tiap pasien. Terkadang hanya satu pihak saja yang butuh perawatan, tapi bisa juga pihak suami dan istri sama-sama mendapatkan terapi.

Perawatan untuk infertilitas dapat mencakup kombinasi perubahan gaya hidup, obat-obatan, terapi hormon, dan prosedur pembedahan.

Baca juga: Mengenal Perbedaan Inseminasi dan Bayi Tabung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Studi Ungkap Hanya 27 Persen Burnout Disebabkan oleh Tekanan Kerja
Health
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau