Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trigeminal Neuralgia, Kerusakan Saraf Wajah yang Memicu Nyeri Ekstrem

Kompas.com - 08/10/2024, 07:30 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit Trigeminal Neuralgia mungkin tidak banyak kenal. Padahal, penyakit akibat kerusakan saraf di wajah ini dapat menyebabkan rasa nyeri ekstrem yang bisa membuat penderitanya putus asa.

Penderita Trigeminal Neuralgia (TN) akan mengalami nyeri hebat di satu sisi wajah dengan rasa nyeri yang mirip dengan rasa tersayat-sayat atau mirip sengatan listrik, hanya karena kegiatan sehari-hari yang seharusnya tidak menyebabkan sakit, misalnya tersenyum, tersentuh rambut, atau pun berbicara.

"Nyeri karena TN dikenal sebagai salah satu nyeri yang paling menyiksa yang bisa terjadi pada manusia," kata dokter spesialis bedah saraf Mustaqim Prasetya yang akrab disapa dr.Tyo ini.

Penderitaan pasien juga bertambah berat karena kebanyakan orang tidak percaya dengan rasa sakit yang dialaminya, apalagi secara tampilan fisik seringkali terlihat sehat. Kondisi tersebut bisa membuat pasien merasa depresi, putus asa, hingga muncul keinginan bunuh diri.

Sepertiga pasien juga sudah mencari pengobatan ke sana kemari namun tidak bisa mengetahui apa penyebab nyerinya.

Baca juga: Sering Kesemutan di Jari Tangan, Tanda Penyakit Saraf?

Penyebab

dr.Mustaqim Prasetya Sp.BSDok pribadi dr.Mustaqim Prasetya Sp.BS
Trigeminal neuralgia terjadi karena ada pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal yang berada di wajah.

Menurut dr.Tyo, tekanan itu akan membuat saraf menjadi lecet dan memicu korslet listrik sehingga timbul rasa nyeri. Rasa nyerinya bisa hilang timbul atau menetap, dengan intensitas kecil lalu lama kelamaan memburuk.

Ciri khas penyakit ini adalah saraf terjadi pada tiga titik, yaitu di dahi, pipi, atau dagu.

"Terkadang rasa nyerinya dikira karena sakit gigi, sehingga banyak pasien yang pertama kali berobat ke dokter gigi. Memang saraf trigeminal juga mensarafi gigi, tapi kalau sakit gigi nyerinya di jaringan, kalau TN ada di pangkal atau di sarafnya," papar dokter dari RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono Jakarta ini.

Terkadang pasien TN juga bolak-balik ke dokter gigi tetapi rasa nyerinya tak kunjung hilang.

"Untuk membedakan apakah nyerinya itu karena sakit gigi atau TN, kalau diberi obat pereda nyeri lalu nyerinya hilang berarti itu sakit gigi, tapi kalau tidak sembuh juga dan setelah diberi obat pereda nyeri golongan kejang membaik, berarti penyakit TN," jelasnya.

Baca juga: Obat Pereda Nyeri Bisa Berakibat Sakit Ginjal, Paling Umum Dialami Orang Berusia 45 Tahun

Ia mengatakan, pemberian obat antikejang pada pasien TN disebabkan karena sifat nyerinya sama dengan munculnya kejang epilepsi, yaitu ada aktivitas listrik di luar kendali.

Pengobatan

Pada lini pertama pengobatan TN adalah pemberian obat-obatan antinyeri golongan kejang. Jika setelah beberapa lama rasa nyerinya kembali, dokter akan meningkatkan dosis obat atau memberikan kombinasi obat.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau