"Ketika zat-zat gizi mikro itu masuk berbarengan dengan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, maka bioavailabilitasnya itu lebih terjaga lebih terjamin. Bioavailabilitas itu berarti adalah seberapa besar zat gizi mikro ini kemudian masuk dan diolah dan memberi manfaat pada tubuh," jelasnya.
Dengan kolaborasi antara pihak swasta, pemerintah, dan para petani, harapannya adalah agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses ke pangan yang lebih bergizi, serta mendukung ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Saat ini, proyek pengembangan padi biofortifikasi di Banyuwangi masih dalam tahap uji coba, namun hasil awal menunjukkan bahwa produksi padi menggunakan metode pengairan berselang sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Dengan keberhasilan ini, para pemangku kepentingan berharap dapat memperluas program ini ke daerah lain di Indonesia, serta menjadikannya sebagai model dalam menciptakan pertanian yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat bagi kesehatan masyarakat secara luas.
Sebagai langkah awal, beras biofortifikasi dari Banyuwangi kini sudah mulai disalurkan ke berbagai pasar, dengan harapan dapat mengurangi angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sambil tetap menjaga keberlanjutan alam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.