Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Alam Jadi Kunci Pencegahan Penyakit Kronis

Kompas.com - 12/11/2024, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Alam mengelilingi kita, tetapi ketika kota dan lingkungan perkotaan semakin merambah ruang terbuka hijau, bisa jadi kita kehilangan salah satu senjata ampuh dalam melawan penyakit.

Dalam buku barunya "Good Nature", Kathy Willis seorang profesor biodeversity di Universitas Oxford, Inggris, mengungkap bukti baru tentang apa saja yang terjadi pada otak dan tubuh kita saat berinteraksi dengan alam.

"Itu akan memicu jalur (pathways) berbeda dalam tubuh kita. Detak jantung dan tekanan darah turun, hormon stres ikut menurun, dan aktivitas gelombang otak yang membuat kita tenang akan menguat, pikiran pun lebih jernih," kata Willis seperti dikutip dari New Scientist.

Willis juga menyodorkan data kuantitatif bagaimana seharusnya dokter juga meresepkan "interaksi dengan alam" pada pasien-pasiennya.

Saat berinteraksi dengan alam, seluruh indera kita akan aktif. Misalnya saja, saat menyentuh kayu kita akan menjadi lebih tenang, atau ada efek jangka panjang dari berjalan-jalan di hutan pinus.

Baca juga: Demi Mental yang Sehat, Seringlah Beraktivitas di Alam

Salah satu penelitian menunjukkan, pasien yang menjalani operasi kantung empedu yang kamarnya menghadap taman dan pepohonan pulih lebih cepat dan hanya butuh sedikit obat pereda nyeri dibanding dengan pasien yang hanya melihat dinding bata.

"Saya tertarik dengan penelitian itu. Bahwa memang ada kaitan langsung antara indera penglihatan dan angka pemulihan. Ada mekanisme dalam tubuh yang terkait dengan alam," katanya.

Ilustrasi naik gunung.Shutterstock/Hananeko_Studio Ilustrasi naik gunung.

Bukan cuma indera penglihatan, tapi saat kita mencium, mendengar, atau pun menyentuh apa yang ada di alam, semua memiliki manfaat.

Sebagai contoh, saat kita menghirup aroma dari tanaman, molekul-molekul dari senyawa organik yang mudah menguap (VOC) akan melewati membran paru ke dalam darah.

Baca juga: Temuan Studi: Tak Ada Karbon yang Diserap Alam Sepanjang 2023

"Jadi ketika kita berjalan di hutan pinus, kita akan memiliki kadar senyawa kimia pinene yang tinggi dalam darah. Interaksi ini memiliki jalur biokimia yang mirip dengan mengonsumsi obat resep, misalnya untuk gangguan kecemasan," papar Willis kepada Livescience.

Saat kita menghirup senyawa organik dari tanaman, kadar hormon adrenalin akan menurun, tapi meningkatkan sel-sel pembunuh alami dalam darah. Sel-sel ini dibutuhkan untuk menyerang sel kanker dan virus.

Praktik "mandi hutan" merupakan bentuk dari interaksi alam yang bermanfaat bagi jiwa dan raga manusia. Berbagai penelitian sudah menunjukkan bahwa aktivitas ini termasuk dalam pengalaman meditatif di mana indera kita menjadi selaras dengan alam.

Semakin sedikit interaksi kita dengan alam ternyata juga meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

Willis juga menunjukkan, semakin hijau lingkungan tempat kita tinggal, makin rendah risiko mengalami penyakit mental.

Memang tak semua orang punya keuntungan untuk tinggal dekat lingkungan hijau atau alam, Willis merekomendasikan untuk meletakkan tanaman hidup di meja kerja atau ruangan duduk di rumah.

"Bahkan sekuntum mawar di meja, atau melihat bunga-bunga bisa berdampak pada penurunan tekanan darah. Jadi, banyak yang bisa kita lakukan untuk mendapat manfaat dari alam," katanya.

Baca juga: Bermain Tanah di Alam Tingkatkan Sistem Imun

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau