Sayangnya, kerusakan yang disebabkan oleh PJR bersifat permanen. Terapi yang dilakukan biasanya meliputi tindakan bedah untuk mengganti atau memperbaiki katup jantung yang rusak. Selain itu, obat-obatan diberikan untuk mengatasi gejala seperti gagal jantung dan gangguan irama jantung.
Namun, pengobatan yang terbatas menjadikan pencegahan sebagai langkah yang paling efektif. Pencegahan penyakit jantung rematik dimulai sejak fase demam rematik akut dengan pemberian antibiotik yang tepat, seperti penisilin, untuk mengatasi infeksi tenggorokan.
Jika sudah terjadi demam rematik, pemberian antibiotik jangka panjang, seperti benzatin-penisilin G, dapat mencegah infeksi berulang yang berisiko menyebabkan kerusakan jantung.
Pencegahan juga mencakup upaya untuk mengurangi faktor risiko sosial dan ekonomi, seperti kemiskinan dan kondisi tempat tinggal yang tidak sehat.
Baca juga: Kenali Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di Usia Muda
Selain itu, akses kesehatan yang lebih baik di daerah rawan sangat diperlukan untuk memastikan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pencegahan PJR bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga memerlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Di banyak negara berkembang, pasien PJR sering terdiagnosis pada stadium lanjut, ketika kerusakan katup sudah parah. Di fase ini, selain memerlukan pengobatan yang lebih kompleks, pasien juga membutuhkan akses ke fasilitas kesehatan untuk kontrol rutin.
Oleh karena itu, kesadaran masyarakat dan peran serta stakeholder terkait sangat penting untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat penyakit ini.
Upaya ini tidak hanya melibatkan tenaga medis, tetapi juga perlu didukung oleh kebijakan pemerintah yang fokus pada perbaikan standar hidup dan akses kesehatan di daerah-daerah rawan.
Dengan penanganan yang tepat dan upaya pencegahan yang lebih masif, kita berharap angka penyakit jantung rematik di Indonesia dapat menurun, dan kualitas hidup penderita bisa meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.