Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala dan Cara Mengobati Diabetes Melitus pada Anak, Menurut Dokter

Kompas.com - 10/12/2024, 10:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Dokter Spesialis Anak Subspesialis Endokrinologi RS Pondok Indah Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, Subsp. End., FAAP, FRCPI (Hon.) mengatakan bahwa diabetes melitus yang paling sering dialami anak-anak adalah diabetes tipe 1.

Diabetes melitus itu terjadi karena tubuh mereka kekurangan insulin secara absolut akibat sel pankreas rusak oleh proses autoimun.

"Masalah utama yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat bahkan tenaga kesehatan bahwa DM dapat terjadi pada anak, sehingga kasus DM pada anak sering terabaikan," kata Aman yang dikutip dari Antara pada Selasa (10/12/2024).

Data International Diabetes Federation (IDF) pada 2022 menunjukkan bahwa terdapat 1,2 juta penderita diabetes tipe 1 pada anak berusia kurang dari 19 tahun di seluruh dunia. 

Sementara, menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang dirilis pada 1 Februari 2023, kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat per Januari 2023 dengan prevalensinya 2 per 100.000 anak usia di bawah 18 tahun.

Baca juga: Sering Terabaikan, Diabetes Pada Anak Terjadi Akibat Pankreas Rusak

Gejala diabetes melitus pada anak

Kemudian, Aman mengungkapkan, gejala diabetes melitus pada anak yang umum muncul di awal, meliputi sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah, dan berat badan turun drastis.

Anak juga bisa menjadi mudah lapar dan mengalami infeksi kulit berulang.

Jika diabetes melitus pada anak sudah berat, akan muncul kondisi yang disebut ketoasidoais diabetik (KAD).

"Gejala yang muncul pada anak mengalami KAD adalah sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau pingsan. Kelalaian penanganan pada kondisi ini dapat menyebabkan kematian," terangnya.

Baca juga: Diabetes pada Anak Meningkat: Pentingnya Deteksi Dini dan Pencegahan

Cara mengobati diabetes melitus pada anak

Dalam menangani anak dengan diabetes tipe 1, Aman mengungkan bahwa ada lima pilarnya, yaitu penyuntikan insulin, pemantauan gula darah, pengaturan makan, aktivitas fisik, serta edukasi.

Aman mengatakan penanganan diabetes tipe 1 pada anak memerlukan pendekatan yang menyeluruh dari tim tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter spesialis anak subspesialis endokrin, dokter spesialis anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik atau dokter spesialis gizi klinik atau ahli gizi, psikiater atau psikolog, dan edukator diabetes melitus.

"Penyuntikan insulin mutlak harus dilakukan karena dasar penyebab DM tipe 1 adalah tidak adanya insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit," ungkapnya.

Selain itu, Aman menganjurkan pemantauan gula darah mandiri yang perlu dilakukan setidaknya empat kali dalam sehari, yaitu di pagi hari saat bangun tidur, sesaat sebelum makan, 1,5-2 jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur.

Hal ini dilakukan guna memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.

Aman mengatakan bahwa pola makan anak dengan diabetes tipe 1 juga harus diperhatikan, agar anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang sekaligus mencegah komplikasi dari penyakitnya

Baca juga: Diabetes pada Anak di Indonesia Meningkat 70 Kali Lipat

Ia menjelaskan, asupan nutrisi yang baik terdiri atas 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak.

Pasien dan keluarganya harus memahami cara menyesuaikan dosis insulin berdasarkan konsumsi karbohidrat, sehingga si kecil lebih fleksibel dalam konsumsi karbohidrat.

Lalu, aktivitas fisik penting dilakukan untuk meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, mengurangi kebutuhan suntik insulin, dan untuk menjaga kebugaran anak secara keseluruhan.

"Rekomendasi aktivitas fisik pada anak dengan DM tipe 1 sama dengan populasi umum, yaitu aktivitas dengan durasi 60 menit setiap hari yang mencakup aktivitas aerobik dan penguatan otot serta tulang," ujarnya.

"Aktivitas aerobik sebaiknya dilakukan lebih sering, sementara penguatan otot dan tulang dilakukan paling tidak 3 kali per minggu," imbuhnya.

Meskipun penyandang diabetes tipe 1 memerlukan penanganan khusus dalam kehidupan sehari-hari, Aman mengungkapkan bahwa penyakit ini tidak menghalangi anak untuk tetap hidup sehat, bahagia, dan berprestasi seperti teman sebayanya.

Dengan kontrol penyakit yang baik, anak penyandang diabetes melitus ini dapat meraih cita-citanya apa saja.

Baca juga: Ciri-ciri Diabetes pada Anak Muda yang Perlu Diperhatikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau