Penggunaan narkoba, terutama kokain, bisa meningkatkan tekanan darah.
Jika obat-obatan terlarang digunakan secara intravena, hal itu dapat menyebabkan infeksi.
Infeksi tersebut dapat menyebabkan kondisi yang disebut aneurisma mikotik.
Kebiasaan tidak sehat ini juga dapat meningkatkan tekanan darah, yang memicu terbentuknya aneurisma.
Baca juga: Kenali Apa Itu Aneurisma Otak, Penyebab, dan Tanda-tandanya
Penyebab aneurima otak bisa juga karena kelainan jaringan ikat sejak lahir, seperti sindrom Ehlers-Danlos.
Kelainan bawaan lahir lainnya yang bisa menjadi faktor risiko penyebab aneurisma otak adalah penyakit ginjal polikistik.
Penyakit ini mengakibatkan terbentuknya kantung berisi cairan di dalam ginjal, lalu meningkatkan tekanan darah di otak, dan pada gilirannya bisa memicu terbentuknya aneurisma.
Aorta adalah pembuluh darah besar yang mengalirkan darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh.
Aorta menyempit yang dikenal sebagai koarktasio aorta bisa menjadi faktor risiko penyebab anuerisma.
Malformasi arteri dan vena di otak, yang dikenal sebagai arteriovenous malformation (AVM).
Dalam kondisi ini, arteri dan vena di otak saling terjerat. Hal ini memengaruhi aliran darah.
Jika aneurisma sudah terbentuk, seiring waktu dapat pecah.
Para peneliti berpendapat bahwa tekanan darah tinggi merupakan penyebab paling umum dari pecahnya aneurisma otak.
Aneurisma otak yang pecah dapat mengancam jiwa, seperti yang dialami oleh dokter Azmi Fadhlih.
Baca juga: Tanda-tanda Aneurisma Otak yang Harus Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.