Sementara, hingga 60 persen pasien di unit perawatan intensif (ICU) dapat mengalami delirium, seperti yang diangkat dalam drama Ligh Shop.
Para peneliti menduga delirium lebih umum daripada yang ditunjukkan data statistik.
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa antara 1 dari 3 dan 2 dari 3 kasus delirium tidak terdiagnosis.
Baca juga: Kekeliruan Pengelolaan Koma Diabetikum (Bagian III - Habis)
Dikutip dari Mayo Clinic, gejala delirium biasanya mulai muncul dalam beberapa jam atau beberapa hari.
Gejala biasanya muncul karena masalah medis. Pada siang hari, gejalanya sering kali datang dan pergi. Terkadang, ada periode tanpa gejala.
Gejala cenderung memburuk pada malam hari saat hari gelap dan keadaan tampak kurang familiar dari kondisi sebelum delirium terjadi.
Gejala juga cenderung memburuk di tempat yang tidak familiar, seperti di rumah sakit.
Gejala delirium yang utama meliputi berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar, kemampuan berpikir yang buruk, serta perubahan perilaku dan emosi.
Dari ketiga gejala utama tersebut, ada hal-hal yang dapat terjadi.
Baca juga: Waspadai Kejang Terus-menerus dapat Sebabkan Orang Mengalami Koma
Berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitar, bisa meliputi:
Kemampuan berpikir yang buruk, bisa meliputi:
Gejala delirium terkait perubahan perilaku dan emosi bisa meliputi:
Jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala delirium, bicarakan dengan dokter yang menangani.
Pemulihan tergantung pada kesehatan dan kondisi mental seseorang sebelum gejala muncul.
Orang dengan penyakit serius atau jangka panjang, mungkin tidak bisa mendapatkan kembali kemampuan berpikir atau fungsi yang mereka miliki sebelum timbulnya delirium.
Baca juga: Kisah M. Habib Shaleh, Lahir Kembali setelah Koma Cedera Olahraga
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.