KOMPAS.com - Fase falik adalah salah satu tahap dari perkembangan psikoseksual manusia.
Merujuk teori psikoanalis dari Sigmund Freud yang dikutip dari Very Well Mind, ada lima tahap perkembangan psikoseksual yang memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Menurut Freud, kepribadian berkembang melalui serangkaian tahap pada masa kanak-kanak di msa energi pencarian kesenangan dari id menjadi terfokus pada area erotis tertentu.
Zona erotis dicirikan sebagai area tubuh yang sangat sensitif terhadap rangsangan.
Lima tahap tersebut terdiri dari fase oral, anal, falik, laten, dan genital.
Zona erotis yang terkait dengan setiap tahap berfungsi sebagai sumber kenikmatan.
Pada artikel ini akan mengulas tentang fase falik.
Baca juga: Tanda-tanda Anak Alami Keterlambatan Perkembangan Motorik, Menurut Pakar
Fase falik merupakan tahap ketiga perkembangan psikoseksual yang diidentifikasi oleh Sigmund Freud.
Fase ini terjadi sekitar usia tiga hingga enam tahun.
Dikutip dari Simply Psychology, fase falik ditandai oleh libido (atau hasrat) anak-anak yang berfokus pada alat kelaminnya sebagai sumber utama kenikmatan.
Pada tahap ini, anak-anak menjadi semakin sadar akan tubuh mereka, menunjukkan minat yang tinggi pada alat kelamin mereka sendiri dan lawan jenis.
Selain itu, pemahaman mereka tentang perbedaan jenis kelamin anatomi mulai terbentuk, memicu campuran emosi yang kompleks, ketertarikan erotis, persaingan, kecemburuan, kebencian, dan ketakutan.
Pada anak laki-laki hal itu secara kolektif disebut kompleks Oedipus dan pada perempuan disebut kompleks Electra.
Jika tidak diatasi, perilaku kompleks ini dapat bertahan dan terus memengaruhi perilaku hingga dewasa.
Frued berpendapat bahwa fiksasi pada tahap ini dapat menyebabkan kepribadian orang dewasa yang terlalu sombong, eksibisionis, dan agresif secara seksual.
Baca juga: Kenali Perkembangan Motorik Normal pada Bayi, Menurut IDAI