KOMPAS.com - Penyakit jantung bawaan adalah istilah umum untuk serangkaian cacat lahir yang mempengaruhi cara kerja normal jantung. Istilah “bawaan” adalah kondisi yang sudah ada sejak lahir.
Menurut Prof.Mulyadi M.Djer Sp.A(K), angka kejadian penyakit jantung bawaan mencapai 10 bayi setiap 1000 kelahiran hidup.
Di Indonesia, dengan total populasi sekitar 277 juta orang dan angka kelahiran sebesar 2,3 persen, angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) mencapai 50.000 kasus per tahun.
"Kelainan jantung bawaan ditandai dengan berbagai gejala klinis, antara lain bayi tampak kebiruan, nafas cepat, cepat lelah, dan sesak nafas," kata Prof.Mulyadi dalam acara seminar memeringati Pekan Kesadaran Penyakit Jantung Bawaan yang diadakan oleh Nu Skin di Jakarta (11/2).
Baca juga: Konseling Medis Sebelum Menikah, Kunci Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan Anak
"Sedangkan pada anak yang lebih besar juga ditandai dengan sesak napas saat beraktivitas," katanya.
Dalam kebanyakan kasus, tidak diketahui penyebab jelas PJB. Namun risiko bayi mengalami kelainan bawaan ini lebih besar pada bayi Down's syndrome, ada infeksi saat kehamilan seperti rubella, ibu hamil menderita diabetes yang tidak terkontrol, serta gangguan kromosom lain.
Banyak kasus penyakit jantung bawaan yang didiagnosis sebelum bayi lahir melalui pemeriksaan USG pada kehamilan. Namun, PJB tidak selalu dapat dideteksi dengan cara ini.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Penyakit Jantung Bawaan pada Orang Dewasa
Jenis pengobatan
Terdapat beberapa jenis PJB dan terkadang terjadi bersamaan. Jenis kelainan PJB antara lain penyempitan katup pembuluh darah dan arteri pulmonal utama, ada lubang di dinding pemisah antara kedua serambi jantung, atau pun adanya lubang pada dinding pemisah antara kedua bilik jantung.
Berbagai bentuk kelainan pada struktur jantung pada pasien PJB menyebabkan gangguan aliran darah yang ditandai dengan sumbatan aliran darah atau aliran darah mengalir ke jalur yang tidak semestinya.
Anak dengan kelainan jantung memiliki resiko mengalami komplikasi gagal jantung, serangan biru, infeksi jantung hingga kerusakan paru yang berpotensi membahayakan nyawa jika tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
Baca juga: Bidan Perlu Rekomendasikan Skrining Anemia Tiap Trimester Kehamilan
Dijelaskan oleh dr.Regina Marliau SpBTKV, tata laksana untuk kasus kelainan jantung bawaan ini adalah bedah, intervensi non-bedah, terapi obat-obatan, serta dukungan nutrisi yang baik.
“Operasi dengan indikasi dan saat yang tepat pada anak-anak kelainan jantung bawaan dapat membantu menyelamatkan hidupnya, menaikkan berat badan, mencegah dari timbulnya sesak dan batuk pilek berulang, serta mengembalikan fungsi tumbuh kembangnya," kata dr.Regina dalam acara yang sama.
Sayangnya tidak semua anak PJB tertangani karena berbagai hambatan, mulai dari terbatasnya fasilitas dan tenaga ahli untuk pelayanan bedah, hingga mahalnya biaya.
Pasien PJB sering kali memerlukan pengobatan sepanjang hidupnya, karena itu memerlukan tinjauan spesialis selama masa kanak-kanak dan dewasa. Hal ini karena orang dengan masalah jantung yang kompleks dapat mengalami masalah lebih lanjut pada ritme atau katup jantungnya seiring berjalannya waktu.
Baca juga: Zat Gizi yang Dibutuhkan Ibu Hamil Agar Anak Cerdas
Untuk membantu anak-anak pasien PJB, Nu Skin Indonesia telah menjalankan program Southeast Asia's Children's Heart Fund (SEACHF).
"Nu Skin bekerja sama dengan Yayasan Jantung Anak Indonesia (YJAI) dalam pelaksanaannya dan hingga saat ini telah membantu sekitar 1070 anak di Indonesia menjalani operasi maupun intervensi non-bedah dengan dukungan program Children's Heart Fund,” kata General Manager Nu Skin Indonesia, Shita Laksmi.
Tahun 2025 ini, Nu Skin berkomitmen menyumbangkan Rp. 2,2 milyar untuk membantu penanganan anak-anak kelainan jantung bawaan di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.