Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Faktor yang Pengaruhi Keberhasilan Sel Punca

Kompas.com - 12/12/2013, 16:40 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Teknologi sel punca untuk pengobatan menawarkan kesembuhan dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Hanya saja, agar terapi ini berhasil, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Direktur ProSTEM Cynthia Retna Sartika mengatakan, terapi sel punca merupakan metode yang kompleks. Inilah yang membuat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilannya.

Pertama, dari bagian tubuh mana sel punca diambil. Sel punca merupakan sel yang belum terdiferensiasi sehingga berpotensi untuk "menjelma" menjadi sel apapun, menggantikan sel-sel yang rusak. Sel punca dapat diambil dari sumsum tulang belakang, darah tepi, dan tali pusat.

Keberhasilan sel punca yang diambi dari tali pusat umumnya lebih tinggi karena berasal dari individu yang masih muda, yaitu pada bayi yang baru lahir. Ini karena individu yang masih muda umumnya belum memiliki penyakit degeneratif sehingga kesehatan secara umumnya baik.

"Semakin tua seseorang semakin tinggi risikonya mengalami penyakit degeneratif," ujar Cynthia saat ditemui, Rabu (11/12/2013), di Jakarta.

Kedua, dari siapa sel punca diambil. Jika akan dimanfaatkan untuk keperluan penyembuhan, maka sel punca yang diambil dari diri sendiri adalah yang paling efektif. Misalnya, seseorang memiliki "tabungan" sel punca yang diambil dari tali pusatnya saat dia dilahirkan, kata Cynthia, maka itulah yang terbaik.

Namun jika tidak memiliki "tabungan" itu, maka seseorang bisa mengambil sendiri sel punca dari tubuhnya saat itu juga dari sumsum tulang atau darah tepi. Hanya, ketika sudah berpenyakit, tentu hal itu akan menurunkan keberhasilannya.

Sebagai alternatifnya, kata Cynthia, seseorang bisa memanfaatkan sel punca yang berasal dari koleganya yang sehat, bahkan kalau bisa dari mereka yang sudah memiliki "tabungan" sel punca. Semakin dekat hubungan keluarga orang itu, semakin tinggi juga tingkat keberhasilannya. "Contohnya, sel punca akan lebih efektif digunakan pada kakak kandung ketimbang sepupu seseorang," ujarnya.

Terakhir, menolak atau tidaknya sel punca saat ditransplantasi pada tubuh seseorang. Cynthia menjelaskan, sel punca setelah ditransplantasi tidak bekerja sendiri membentuk sel-sel yang rusak, melainkan akan bekerja sama dengan sel-sel lain di jaringan sekitarnya.

"Maka kalau sampai sel punca ditolak oleh tubuh, penyembuhannya tidak akan berhasil," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com