JAKARTA, KOMPAS.com — Tak pernah terlintas dalam benak Sheila, ia hanya dua tahun menikmati pernikahannya dengan Paul. Suaminya itu meninggal secara tiba-tiba. Kepada dirinya, Paul hanya pamit istirahat sebentar. Ternyata matanya terpejam untuk selamanya. Usianya baru 27 tahun. Jantung koroner, itulah kesimpulan dokter soal penyebab kematiannya.
Seperti pencuri di malam hari, kegemaran Paul menyantap makanan lezat berlemak dan makanan cepat saji alias junk food diam-diam mengancam nyawanya. Jenis makanan ini telah menyebabkan kadar kolesterol dalam tubuhnya meningkat tanpa dia sadari. Kadar kolesterol inilah yang memicu jantung koroner.
Selain makanan cepat saji, kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok memiliki andil besar dalam mendongkrak kadar kolesterol. Jika kadar kolesterol berlebihan dalam darah, penyakit mematikan mengintai, seperti jantung dan stroke.
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol dan mengendap di darah, tepatnya di membran sel darah dan mengalir dalam sirkulasi darah. Para ahli di dunia kedokteran menilai, seseorang yang memiliki kadar kolesterol tinggi kemungkinan akan memiliki gangguan pada jaringan sirkulasi darahnya.
Kolesterol total terdiri dari beberapa zat, yakni trigliserida, low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Trigliserida merupakan salah satu bentuk lemak darah yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Hidrolisis adalah suatu proses kimia yang menggunakan H2O atau air sebagai pemecah suatu persenyawaan, termasuk inversi gula, lemak, ester, dan protein.
Normalnya, kadar trigliserida adalah 150 miligram-200 miligram per desiliter. "Kalau zat trigliserida di darah berlebihan dapat menyebabkan infeksi pada tukak lambung," kata Mulyadi Tedjapranata, Direktur Medizone Clinic.
Kolesterol jahat Setelah proses hidrolisis, lemak Trigliserida yang tersisa menjadi LDL, yang biasa disebut kolesterol jahat. Soalnya, LDL adalah penyebab terjadinya sumbatan dalam jaringan sirkulasi darah.
Mulyadi bilang, LDL itu merupakan pembentuk plak-plak pada pembuluh nadi koroner yang dapat menghambat peredaran darah. "Jika kadar LDL tinggi, jantung akan sulit memompa darah," kata dia.
Dengan terhambatnya aliran darah, beberapa zat gizi yang terkandung di dalamnya sudah pasti tidak tersalurkan dan terserap dengan optimal oleh organ tubuh. Alhasil, beberapa risiko penyakit berbahaya pun bermunculan. "Makanya, orang dengan kadar LDL tinggi biasanya berisiko terkena penyakit jantung korener," kata Mulyadi.
Selain jantung koroner, penyakit lain yang kerap menghampiri orang ber-LDL tinggi adalah stroke dan kelumpuhan. "Ini pada kasus penyumbatan darah terjadi di otak seseorang," tambah Mulyadi.