Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asmat, Kaya Tapi Tertinggal

Kompas.com - 02/11/2011, 08:22 WIB

KOMPAS.com- Inilah perjalanan dua minggu misi kemanusiaan Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan ke Kabupaten Asmat. Selain bantuan barang, pengobatan massal menjadi pokok kegiatan. Banyak ketertinggalan yang ditemui di Suku Papua yang sebenarnya paling canggih dalam hal ukir mengukir

Kurang lebih dua minggu (13-27 Oktober) termasuk dengan perjalanan yang agak merepotkan akibat suasana Timika yang agak tegang, Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) melakukan misi bakti kasih ke Asmat, sebuah kabupaten di Provinsi Papua dengan luas 29.658 km2 yang pemusatan penduduknya berada di pesisir pantai atau di pinggir sungai.

Beras sebanyak 800 kilogram, ratusan kilo gula pasir, berkoli-koli kemeja, kaos, jaket dan baju layak pakai, panci, sepatu bot, tas dan sepatu sekolah, seragam sekolah, biskuit, mainan anak, selimut, botol minuman, buku-buku dan alat tulis sudah mendahului tim ini sampai di Agats, sebuah distrik yang menjadi ibukota Kabupaten Asmat.

"Sebagian besar, kira-kira 80 persen bantuan sudah sampai di Agats dengan pesawat Airfast," ujar Dr. Irene Setiadi, SpKK Ketua KBKK.

Kelompok yang terdiri dari para dokter dan paramedis serta beberapa profesional lain tak surut langkah meski suasana Timika saat ini sedang tidak menyenangkan. Memang, satu dua tim mengalami perjalanan yang agak panjang karena perjalanan harus ditunda akibat tiadanya avtur pesawat AMA (Aviation Mission Association) serta suasana Timika yang memanas. Namun, pada akhirnya, misi berjalan dengan lancar.

Kota di Atas Papan

Asmat memang unik. Selain karena hasil ukirannya, wilayah Asmat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo di sebelah Utara, Kabupaten Mappi dan Laut Arafuru di sebelah Selatan, Kabupaten Mimika dan Laut Arafuru di sebelah Barat, serta Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi di sebelah Timur memiliki karakteristik wilayah yang berbeda dengan wilayah lain.

Kaki Pegunungan Jayawijaya tampak membentengi sebagian daerah yang dahulu termasuk wilayah kabupaten Merauke ini. Di sisi lain, Laut Arafuru terbentang sepanjang garis pantai Asmat. Semua wilayah tersebut dipayungi oleh hijaunya hutan rimba tropis.

Karena wilayahnya yang berbatasan dengan Laut Arafuru dan dikelilingi kaki pegunungan Jayawijaya, membuat Kabupaten Asmat hanya bisa dijangkau oleh transportasi air dan udara saja. Jalur tercepat mencapai Asmat adalah dengan menggunakan pesawat. Akan tetapi penerbangan ke Asmat sangat bergantung pada kondisi cuaca.

Jadi, akses darat yang menghubungkan satu distrik dengan distrik yang lain di Asmat tidak akan kita temui. Kendaraan yang umum dipakai oleh masyarakat adalah speedboat ataupun longboat dengan mesin motor. Masih ada masyarakat lokal yang mengendarai kole-kole (sampan kayu dengan dayung panjang) untuk dapat pergi dari satu kampung ke kampung lainnya atau menuju ke hutan untuk mencari sagu ataupun gaharu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com